Find Us On Social Media :

Pantas Mati-matian Didekati Israel, Tetangga Indonesia Ini Tak Cuma Sukses Kirim Bantuan ke Gaza, Tapi Juga Mampu Bobol Ratusan Ribu Data Rahasia Israel

By Mentari DP, Rabu, 30 Juni 2021 | 17:30 WIB

Malaysia sukses kirim bantuan ke Gaza.

Intisari-Online.com - Sebuah badan bantuan Malaysia sukses kirim bantuan ke Gaza.

Nama badan bantuan Malaysia itu adalah Viva Palestina Malaysia (VPM).

Disebutkan bahwa VPM menjadi delegasi pertama yang diizinkan masuk ke wilayah itu untuk melakukan misi bantuannya sendiri.

Baca Juga: Karam Hanya dalam 5 Menit, Inilah Detik-detik Tenggelamnya KMP Yunicee di Selat Bali, Korban Selamat Mengapung di Laut Selama 30 Menit Sambil Teriak Minta Tolong

Bahkan VPM membawa bantuan senilai sekitar 250.000 Dolar AS (Rp3,6 miliar) ke Gaza.

Laporan Malaysia sukses kirim bantuan ke Gaza langsung menjadi perhatian banyak negara.

Sebab, Israel sedang mati-matian mendekati Malaysia. Walau Malaysia terus menyatakan dukungan untuk Palestina.

Alasannya sederhana. Karena Malaysia termasuk salah satu negara Muslim terbesar di dunia.

Sebagai penganut agama Yahudi, entah bagaimana Israel menyatakan siap berteman baik dengan negara-negara muslim.

Baca Juga: Arab Saudi Lewat, Indonesia Dilangkahi, Negara yang Sedang Mati-matian Didekati Israel Ini Justru yang Pertama Beri Bantuan ke Gaza Usai Gencatan Senjata

Tapi bukan dengan negara Timur Tengah. Melainkan negara-negara Asia Tenggara mayoritas Muslim.

Seperti Malaysia, Indonesia, dan Brunei.

 

 

Kini, Malaysia disebut sebagai salah satu negara yang sedang diincar Israel.

Lagi, terpilihnya Malaysia cukup mengherankan.

Sebab, selain Malaysia sukses kirim bantuan ke Gaza, sebuah organisasi Malaysia juga sukses membobol data rahasia Israel.

Dilansir dari middleeastmonitor.com pada Rabu (30/6/2021), sebuah organisasi Malaysia yang menamakan dirinya DragonForce mengatakan bahwa mereka meretas database perusahaan perekrutan Israel.

Peretasan itu memberikan akses ke rincian ratusan ribu mahasiswa, media lokal melaporkan.

i24 mengutip sumber-sumber Israel yang mengatakan bahwa para peretas mengumpulkan informasi dari situs web AcadeMe yang bekerja dengan institusi pendidikan tinggi terkemuka di Israel.

Mereka termasuk Universitas Ben Gurion, Universitas Tel Aviv, Universitas Terbuka, Universitas Bar-Ilan, Technion, dan Universitas Haifa, serta banyak perguruan tinggi.

Menurut pakar keamanan siber May Brooks-Kimpler di Times of Israel, para peretas sejauh ini telah membocorkan rincian sekitar 280.000 siswa dari 2014 hingga sekarang bersama dengan sekitar 100.000 alamat email.

Baca Juga: Dikenal Sebagai Salah Satu Tokoh Perintis Hari Kebangkitan Nasional, Siapa Itu Dr Wahidin Soedirohoesodo?

"Ini adalah seruan mendesak bagi semua Peretas, Organisasi Hak Asasi Manusia, dan Aktivis di seluruh dunia untuk bersatu kembali dan memulai kampanye melawan Israel."

"Lalu berbagi apa yang sebenarnya terjadi di sana, mengekspos aktivitas teroris mereka kepada dunia," tulis para peretas di Telegram.

"Kami tidak akan pernah tinggal diam terhadap aktivitas perang Israel."

Bulan lalu, DragonForce Malaysia mengklaim telah meretas berbagai jaringan CCTV Israel, termasuk rumah dan lembaga pemerintah.

Bisnis dan institusi Israel termasuk Israel Aerospace Industries, perusahaan asuransi Shirbit, dan perusahaan perangkat lunak Amital menjadi sasaran serangkaian serangan siber tahun lalu.

Baca Juga: China vs India Makin Sengit, 50.000 Tentara India Kembali Dikirim ke Perbatasan, Total Lebih dari 200.000 Tentara Berkumpul di Sana, India Mau Nyerang Duluan?