Penulis
Intisari-online.com - Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) Papua, merupakan kelompok yang kerap melancarkan aksi teror.
Kelompok ini tersebar di beberapa wilayah di Papua, dengan pemimpin yang berbeda-beda.
Ada yang dikenal dengan KKB Egianus Kogoya, Lekagak Telengen, hingga Purom Wenda.
Hampir semua kelompok tersebut, selalu melakukan aksi teror dengan menyerang warga sipil.
Baca Juga: 6 Bulan Sudah Satgas Nemangkawi Tumpas KKB Papua, Apa Hasilnya?
Namun, salah satu kelompok tersebut ada yang berakhir mengenaskan setelah melakukan aksi teror pada warga sipil, hingga menyerang aparat.
Kelompok tersebut dimpimpin oleh Purom Wenda.
Purom Wenda dikenal sebagai salah satu pemimpin KKB Papua, yang bernasib mengenaskan, setelah dikalahkan oleh TNI-Polri.
Markasnya berhasil diduduki oleh TNI-Polri hingga, puluhan anggotanya pilih menyerah dan kembali ke NKRI.
Salah satu anggotanya yang kembali ke NKRI adalah Delison Telengen, yang memutuskan tobat sebagai anggota KKB Papua.
Menurut Delison, ia mengaku sengsara selama bergabung sebagai anggota KKB Papua.
Ia selalu merasa kelaparan, dan terus sengsara, hidup sebagai anggota KKB Papua, sampai akhirnya dia memilih menyerah dan kembali ke NKRI.
Selama 2020, Purom Wenda dikatakan telah kehilangan hingga 15 anak buah, mereka semua memilih tobat dan kembali ke NKRI.
Mereka berbondong-bondong kembali ke NKRI, setelah lelah menjadi anggota KKB Papua.
Pada mulanya kelompok ini sempat diringkus oleh TNI-Polri pada tahun 2019 silam.
Terjadi pada Minggu (1/12/2019) malam saat perayaan HUT Organisasi Papua Merdeka (OPM) hingga Senin (2/12/2019).
Menurut Kompas.com, komandan Kodim 1702/Jayawijaya Lekof Inf.Candra Dianto memperkirakan anggota KKB Papua yang terlibat dalam kontak senjata andalah kelompok Purom Wenda.
Dalam insiden penyerangan tersebut, dua anggota Purom Wenda tewas dalam baku tembak, karena berusaha menyita satu pucuk senjata revolver.
Menurut keterangan aparat, mereka kesulitan untuk menerobos masuk ke markasnya.
"Balinggga itu dulu markasnya Purom Wenda, tidak pernah tersentuh sama sekali," ungkap Candra Dianto.
Meski tak disebutkan pastinya, ia kemudian berhasil masuk ke Balingga, namun dengan kontak senjata.
Karena terdesak kelompok PuromWenda melarikan diri ke Teomala.
Alhasil, Balingga berhasil dikuasai TNI-Polri dan digelarlah bakti sosial di Balingga.
TNI-Polri juga merebut tempat strategis, yang sebelumnya dikuasai Purom Wenda, terletak di Kampung Popome, Distrik Mokoni.
"Titik kuatnya Purom Wenda ada di Popome, karena disitu bisa pantau semua wilayah di Lanny Jaya," kata Chandra.
Setelah diduki oleh TNI, mereka juga mendirikan markas di Popome.
Tak hanya itu, beberapa distrik zona merah yang dikuasai oleh Purom Wenda juga berhasil dikuasai TNI-Polri.
Beberapa di antaranya adalah di Lanny Jaya yang merupakan wilayah perlintasan markas KKB Papua.
Di antaranya ada lima distrik yaitu, Distrik Wano Barat, Kuyawage, Balingga Barat, dan Ayumnati.
Tak hanya itu, sejak penyerangan tersebut hingga 2020, dikatakan Purom Wenda telah dikhianati sebanyak 15 anggotanya, salah satunya adalah Delison Telengen.
Mereka berbondong-bondong menyerah, dan memilih kembali ke NKRI.