Intisari-online.com - Kelompok KKB Lekagak Telengen memang dikenal sering bikin ulah dan banyak aksi brutalnya membuat aparat wajib memburunya.
Meski kelompok Lekagak Telengen belum berhasil diringkus, kelompok ini ternyata pecah dan membentuk komplotan KKB Papua baru.
Mereka dikenal dengan nama KKB Papua pimpinan Tendius Gwijangge alias Tendinus Murib.
Kelompok ini baru saja menjadi sorota setelah menembak lima orang hingga tewas, dan melakukan penyanderaan di Distrik Seradala, Yahukimo, Kamis (24/6/21).
Menurut Direskrimum Polda Papua, Kombes Faisal Ramadhani, Tendius Gwijangge merupakan orang baru Yahukimo, karena sebelumnya kerap pindah lokasi.
"Kelompok ini adalah kelompok Nduga yang awalnya bergabung dengan Lekagak Telengen," ujar Kombes Faisal Ramadhani, di Jayapura, Jumat (25/6/21).
Saat itu, Tendius Gwijangge ikut bersama dengan Lekagak Telengen, di Distrik Yambi, Kabupaten Puncak.
Namun, setelah Satgas Nemangkawi melakukan penegakan hukum di lokasi tersebut, ia pecah dari kelompok Lekagak Telengen.
"Jadi distrik Yambi, Kabupaten Puncak, pada 2018, setelah kita lakukan penindakan, Lekagak bergeser ke arah Ilaga, sedangkan Tendius Gwijangge, geser ke Nduga, mereka pecah," katanya.
Faisal menyebutkan, karena di Nduga sudah ada kelompok Egianus Kogoya, maka Tendius Gwijangge pindah ke Yahukimo.
"Dari Nduga dia geser ke Yahukimo, apakah dia berdiri sendiri atau tidak, kita sedang profilling," kata Faisal.
Dalam berita sebelumnya penyerangan terjadi di kempatan PT Papua Cremona, di Distrik Seradala, Kabupaten Yahukimo Papua, oleh orang tak dikenal.
Dalam insiden itu lima orang tewas, salah satunya seorang kepala suku.
"Benar ada laporan penyerangan pekerja PT Papua Cremona, informasinya lima orang tewas," ujar Dandim 1715 Yahukimo Letkol Inf Christian Irreuw saat dihubungi melalui sambungan telepon.
Kemudian setelah serangan tersebut, mereka membawa empat orang sebagai sandera.
Hal itu diungkapkan oleh Kabid Humas Polda Papua, Kombes AM Kamal yang menyebut setelah melakukan penyerangan, KKB juga membawa empat orang.
Sebelumnya, sempat diduga penyerangan dilakukan oleh kelompok Lekagak Telengen.
Setelah dilakukan penelusuran, ternyata pelakunya adalah kelompok Tendius Gwijangge, yang sudah berpisah dari kelompok Lekagak Telengen.