Seperti Delta, varian Delta Plus memiliki mutasi di daerah protein lonjakan virus RNA, yang berpotensi membuatnya lebih mudah menular.
WHO mengklasifikasikan varian sebagai salah satu perhatian ketika dikaitkan dengan peningkatan penularan atau perubahan yang merugikan dalam epidemiologi Covid-19.
Peningkatan virulensi atau perubahan presentasi penyakit klinis, atau penurunan efektivitas kesehatan masyarakat dan tindakan sosial atau diagnostik, vaksin, serta terapi yang tersedia.
Sekretaris Kesehatan Union, Rajesh Bhushan, mengatakan, bahwa varian Delta Plus telah terdeteksi di 22 sampel di enam distrik negara itu.
“Di India, varian Delta Plus telah terdeteksi pada 22 sampel. Enam belas dari mereka ditemukan di distrik Jalgaon dan Ratnagiri di Maharashtra, sisanya terdeteksi di Kerala (Palakkad dan Pathanamthitta) dan Madhya Pradesh (Bhopal dan Shivpuri).Tetapi kami tidak ingin mengasumsikan proporsi yang signifikan,” kata Bhushan.
Ia juga menegaskan bahwa varian Delta Plus sudah terdeteksi di sembilan negara lain.
“Setiap varian diklasifikasikan sebagai varian yang menarik atau varian yang menjadi perhatian berdasarkan transmisibilitas atau virulensi. Varian Delta Plus telah ditemukan di sembilan negara, yaitu AS, Inggris, Portugal, Swiss, Jepang, Polandia, Nepal, China, dan Rusia,” kata Bhushan, melansir indianexpress.
Kementerian Kesehatan telah meminta kepada Kepala Sekretaris Maharashtra, Madhye Pradesh, dan Kerala, untuk mengambil langkah-langkah segera, dan meningkatkan pengujian, pelacakan, serta vaksinasi di distrik dan cluster di mana varian Delta Plus telah terdeteksi.
Kementerian juga mengarahkan agar ketiga negara bagian untuk ‘segera’ mengirim ‘sampel orang yang positif’ ke laboratorium INSACOG yang ditunjuk sehingga ‘korelasi epidemiologi klinis dapat dibuat’.