Find Us On Social Media :

Akankah Orang Timor Leste Kehilangan Harapan, Setelah Berubah dari Kesuksesan Demokrasi Jadi Negara Minyak yang Gagal?

By K. Tatik Wardayati, Selasa, 22 Juni 2021 | 11:10 WIB

50% anak-anak di Timor Leste mengalami stunting karena kurang gizi, terutama di pedesaan.

Timor Lorosa’e telah menikmati pertumbuhan ekonomi selama bertahun-tahun berturut-turut dengan dukungan royalti dari minyak dan gas.

Timor Leste mengikuti Norwegia yang menyimpan pendapatan dari minyak tersebut dalam dana kekayaan negara khusus.

Setelah lama absen pada tahun 2018, Timor Leste mencatatkan keberhasilan awal negara ini, yaitu rencana elektrifikasi pedesaan yang meningkatkan cakupan dari 20% rumah tangga pada tahun 2002 menjadi 80% telah membawa banyak desa keluar dari kegelapan.

Kemudian beberapa gedung tinggi mengilap di ibu kota Dili, dengan mal modern dan waralaba global sudah dibangun.

Namun, ledakan pariwisata yang diprediksi seperti pola yang ditetapkan oleh negara-negara pasca-konflik lainnya seperti Kamboja dan Myanmar tidak pernah terwujud.

Pada 2018, hanya 75.000 wisatawan yang berkunjung ke Timor Leste.

Dengan angka itu, kira-kira turis yang datang ke Bali selama empat hari.

Jalanan bahkan lebih buruk daripada satu dekade sebelumnya.

Sekarang, perjalanan 40 km dari Dili ke One Dollar Beach, tempat menyelam kelas dunia, memakan waktu dua jam di jalan tanah dengan lubang seukuran kawah bom, melansir Nikkei Asia (17/10/2020).

Baca Juga: Walau Dikenang Karena Kebrutalannya Saat Melakukan Invasi ke Timor Leste, Ternyata Hanya Indonesia yang Justru Berjasa Berikah Hal Ini Secara Nyata di Timor Leste