Tetap Bisa Jalankan Bisnis Gelapnya, Inilah La Cetedral, Penjara Mewah Gembong Narkoba Terkaya di Dunia Pablo Escobar

Khaerunisa

Penulis

Seperti apa penjara mewah gembong narkoba terkaya Pablo Escobar dan bagaimana Pablo Escobar mendapatkannya?

Intisari-Online.com - Pada tahun 1991, gembong narkoba terbesar dan terkaya di dunia, Pablo Escobar, menyerahkan diri setelah pelariannya bertahun-tahun.

Kala itu, pemerintah Kolombia 'hanya' menjatuhkan hukuman selama 5 tahun penjara untuknya.

La Catedral, merupakan penjara tempat sosok kontroversial ini menjalankan hukumannya.

Sebuah penjara yang nyatanya lebih mirip 'Hotel' bagi Escobar. Ada lapangan sepak bola hingga air terjun.

Baca Juga: Kematian Pablo Escobar Memang Terjadi Tahun 1993, Tapi Beberapa Tahun Sebelum Itu Nyawanya Sudah Jadi Incaran Tentara Pembunuh Bayaran

Bahkan, dari La Catedral, Pablo Escobar masih bisa menjalankan bisnisnya, juga mendatangkan tamu hingga ratusan orang dengan bebasnya.

Seperti apa penjara mewah gembong narkoba terkaya ini dan bagaimana Pablo Escobar mendapatkannya?

Pablo Escobar dikenal sebagai sosok yang kontroversial.

Ia merupakan gembong narkoba terbesar asal Kolombia yang menguasai 80 persen bisnis kokain di seluruh dunia pada puncak kejayaannya.

Baca Juga: Antioksidannya Juara, Inilah Delapan Manfaat Ketumbar, Apa Saja Ya?

Bisnis gelapnya itu juga memberi Pablo Escobar pundi-pundi kekayaan, yang membuatnya masuk dalam daftar orang terkaya dunia selama 7 tahun berturut-turut (1987-1993), di urutan ke-7.

Pablo Escobar memulai bisnisnya sekitar tahun 1970-an, kemudian mencapai kejayaan pada 1980-an.

Ia juga dikenal sebagai seorang dermawan, bahkan dijuluki 'Robin Hood' dari Kolombia karena aktivitas sosialnya, terutama di tengah masyarakat miskin Kolombia.

Pablo Escobar yang menjadi sosok populer kemudian sempat dipilih menjadi Anggota Dewan Kolombia.

Baca Juga: Digadang-gadang Jadi Alat Tes Covid-19 Murah Meriah, Pakar Minta Penggunaan Tes GeNoSe Dihentikan Sementara, Timbulkan Rasa Aman Palsu?

Namun, setelah dua tahun menjabat, ia mengundurkan diri usai bisnis gelapnya dibeberkan politisi yang juga Menteri Kehakiman Kolombia, Rodrigo Lara.

Setelahnya, Pablo Escobar menjadi buruan pemerintah Kolombia, sementara Lara tewas ditembak dalam sebuah insiden di jalan atas perintah Escobar.

Lelah dalam pelarian, gembong narkoba terkaya ini melakukan negosiasi dengan pihak berwenang.

Ia memberikan penawaran menyerahkan diri, dengan syarat tidak diekstradisi ke Amerika, sesuatu yang paling ditakutinya.

Baca Juga: Saat Virus Corona Varian Delta Menjadi Ancaman Baru Dunia, Hampir Semua Negara Asia Tenggara Termasuk Indonesia Babak Belur, Timor Leste Justru Disebut Lebih Aman, Ini Alasannya

Mengutip historyyesterday, pada saat itu Kolombia dipenuhi dengan politisi dan polisi korup.

Selain negosiasi soal ekstradisi, Pablo Escobar juga melakukan tawar menawar soal penjara yang akan ia huni.

Dia akan menyerahkan diri dan bersedia diadili selama berapa tahun seperti yang diinginkan pemerintah Kolombia, dia tetapi dia akan menghabiskan seluruh waktunya di penjara yang dibangunnya sendiri.

Bagi pemerintah Kolombia, penyerahan Escobar dan kroni-kroninya berarti akan menghentikan terorisme domestik mereka.

Baca Juga: Saat Virus Corona Varian Delta Menjadi Ancaman Baru Dunia, Hampir Semua Negara Asia Tenggara Termasuk Indonesia Babak Belur, Timor Leste Justru Disebut Lebih Aman, Ini Alasannya

Bukan hanya pihak berwenang Kolombia tetapi Interpol dari berbagai kekuatan di seluruh dunia berusaha mati-matian untuk mengakhiri jaringan perdagangan narkoba Escobar.

Begitulah Pablo Escobar mendapatkan penjara yang diinginkannya.

Sebuah penjara yang memiliki keamanan 24/7 dengan dinding berlistrik, tetapi selain itu, penjara ini akan mengikuti aturan Escobar sendiri dan dia akan menjadi satu-satunya yang dipenjara di dalamnya.

Meskipun dari luar terlihat seperti penjara biasa dilengkapi pos jaga di luarnya, tapi tampilannya hanya menipu karena di dalamnya ada kemewahan dan kebebasan bagi Pablo Escobar.

Baca Juga: Saat Virus Corona Varian Delta Menjadi Ancaman Baru Dunia, Hampir Semua Negara Asia Tenggara Termasuk Indonesia Babak Belur, Timor Leste Justru Disebut Lebih Aman, Ini Alasannya

Penjara itu dibangun di dekat kampung halamannya di lereng gunung, tersembunyi dari musuh-musuhnya.

Semua "keamanan" penjara dipilih oleh Escobar, mereka tidak ada di sana untuk memastikan bahwa Escobar tidak melarikan diri, tetapi untuk melindunginya dari banyak musuh.

Meskipun pada saat itu Kolombia memiliki perjanjian ekstradisi, mereka harus mengubah undang-undang hanya untuk Escobar sehingga mereka dapat menepati janji mereka dan tidak mengizinkan Pemerintah Amerika untuk menghukumnya di tanah Amerika.

Hal itu menciptakan kontroversi besar di seluruh dunia yang membuat marah Pemerintah AS, namun, ini adalah satu-satunya cara yang bisa dilakukan untuk memenjarakan Escobar.

Baca Juga: Selama Ini Dituding Tak Transparan Soal Penyelidikan Asal-usul Covid-19, Kini China Tunjuk Balik AS untuk Diselidiki, Curigai Produk Ini yang Bawa Virus Corona ke China

Namun rupanya, penahanan Pablo Escobar tidak menghentikannya dari melakukan bisnisnya seperti biasa.

Hanya karena Escobar dipenjara, bukan berarti jaringan peredaran narkoba berhenti.

Selama apa yang disebut 'pemenjaraannya', Escobar justru dikunjungi oleh lebih dari 300 orang yang diam-diam dibawa ke penjara mewah tersebut.

Ini terdiri dari pelacur, anggota keluarga, dan bahkan penjahat terpidana lainnya yang sedang dalam pelarian.

Baca Juga: Kondisi Terburuk di Indonesia Sudah Dimulai, Rumah Sakit Penuh, Sedangkan Jumlah Pasien Covid-19 Terus Bertambah, Gedung Sekolah Terpaksa Diubah Jadi Tempat Isolasi

Dengan transportasi bulanan perbekalan ke penjara, ada juga penyelundupan jenis selundupan lainnya seperti alkohol, uang tunai, obat-obatan, dan bahkan senjata di dalam penjara.

Penjara untuk Escobar lebih seperti surga kriminal.

Bahkan, bisa jadi sebenarnya lebih baik di dalam penjaranya sendiri daripada tempat lain di dunia, karena musuh selalu mengincarnya.

Hingga pada tahun 1992, pemerintah Kolombia sangat tertekan oleh semua kritik yang diterima di seluruh dunia atas pilihan yang telah dibuat untuk bermain bersama Escobar.

Baca Juga: Posisi Janin Sebelah Kiri Laki atau Perempuan? Ketahuilah Hal Penting Berikut Ini Agar Tidak Keliru!

Pemerintah Kolombia pun memutuskan untuk menyerahkan Escobar kepada Pemerintah Amerika, sayangnya Pablo Escobar bergerak lebih cepat.

Ketika tentara Kolombia dikirim untuk mengawal Escobar ke bandara terdekat, gembong narkoba terkaya itu sudah lama pergi.

Bagaimanapun, sengan uang yang dia miliki, dia bisa memiliki telinga di setiap tempat, begitulah dia tahu tentang keputusan drastis yang dibuat oleh Pemerintah Kolombia.

Hanya setelah 13 bulan menjalani 'hukuman' penjara, Pablo Escobar kembali menjadi buronan aparat Kolombia.

Baca Juga: Hanya Dengan Modal Rp20.000 Untuk Berjualan Cilok, Pria Asal Jember Ini Sukses Beli 13 Rumah dan 3 Apartemen, Ternyata Ini Rahasia Keberhasilannya

Rupanya pelarian itu menjadi pelarian terakhir dalam hidup Pablo Escobar.

Pada tanggal 2 Desember 1993, dalam baku tembak dengan Polisi Kolombia, sosok kontroversial ini tewas dengan peluru menembus kepalanya.

Sosoknya tetap kontroversial, bahkan masih banyak orang miskin di Madellin yang meratapi kematiannya. Saat pemakaman, tercatat ada 25.000 orang hadir mengantarkannya ke liang lahat.

Kematian Pablo Escobar juga tak lantas membuat bisnis kokain mati, karena penyelendupan kokain dari Kolombia bahkan terus meningkat, di mana pasar kokain beralih ke Kartel Cali yang merupakan rival dari Kartel Medellin pimpinan Pablo Escobar.

Baca Juga: Baru Saja Menjabat, Pemerintahan Baru Israel Sudah Bikin Resah Palestina, Otoritas PA Juga Singgung Sikap PPB dan Pemerintah AS

(*)

Artikel Terkait