Penulis
Intisari-online.com -Peningkatan tajam kasus virus Corona dari varian baru di negara-negara Asia Tenggara mencatat angka yang mengkhawatirkan.
Mengutip euronews.com banyak negara tetangga Indonesia menerapkan pembatasan baru, penutupan pabrik dan upaya mempercepat program vaksinasi.
Pada akhir Mei lalu, jumlah kasus harian Covid-19 di Malaysia telah mengungguli angka kasus per kapita di India, sedangkan total kasus di Thailand, Vietnam, Kamboja, Laos dan Timor Leste meningkat dua kali lipat.
Thailand, yang dulunya mencatat infeksi kedua setelah China, telah memenangkan waktu-waktu awal guna menahan gelombang pertama kasus Covid-19.
Namun jumlah kematiannya telah meningkat 10 kali lipat dalam 2 bulan saja, meski terbilang rendah daripada standar global.
Kekhawatiran itu ditambah dengan pejabat Vietnam membeberkan penemuan kombinasi "sangat berbahaya" dari varian Covid-19 Inggris dan India atau Alpha dan Delta, yang menyebar cepat lewat udara.
Indonesia sampai saat ini mencatat 1.989.909 kasus baru, total kematian 52.662 dan kasus aktif 142.719 mengutip worldometer.info/coronavirus.
Di bawah Indonesia ada Filipina dengan 1.359.015 kasus dan 23.621 kematian.
Sementara Malaysia mencatat 696.408 total kasus.
"Tingkat infeksi Covid-19 sudah sangat mengkhawatirkan di negara-negara Asia Tenggara," ujar Alexander Matheou, Direktur Asia Pasifik, Federasi Internasional Palang Merah.
"Dengan adanya varian mematikan dan lebih berbahaya menggarisbawahi mendesaknya kebutuhan berbagi vaksin lebih cepat dan pembuatan vaksin lebih cepat untuk menahan wabah ini dan membantu menghindari korban jiwa lebih banyak."
Karena ketiadaan vaksin, penahanan menjadi langkah utama negara-negara Asia Tenggara saat ini.
Meski begitu, keadaan mengerikan ini tidak ditemukan di Timor Leste.
Mengutip macaubusiness.com, di Timor Leste, jumlah kasus aktif virus Corona jatuh turun.
Negara itu masih mencatat 194 angka sembuh dan hanya 24 infeksi baru, jumlah terendah dalam beberapa minggu.
Dalam sebuah pernyataan, Pusat Manajemen Krisis Terintegrasi (CIGC) mengatakan 20 kasus baru ada di Dili (4.95% dari 404 tes yang dilakukan) dan 4 lainnya di luar ibukota, dua di Baucau dan satu di Ainaro dan satu di Bobonaru.
Jumlah kasus aktif jatuh ke 2.232, dengan jumlah kesembuhan tertinggi tercatat di Dili sebesar 151 dan Bobonari 38.
Sejak awal pandemi total kumulatif kasus terkonfirmasi mencapai 7.764.
Selama 14 hari tingkat penularan dikatakan sudah di angka 8.3 per 100 ribu penduduk; di Dili saja, tingkatnya 26.4 per 100 ribu penduduk.
Di pusat isolasi Vera Cruz di ibukota ada 28 pasien dengan Covid-19, 4 keadaannya parah dan 12 keadaannya sedang.
Di seluruh dunia, pandemi Covid-19 telah mengklaim setidaknya 3.723.381 kematian, hasil dari lebih dari 172 juta infeksi.
Vaksinasi yang lambat
Lambatnya vaksinasi di Asia Tenggara telah menjadi kekhawatiran dunia.
Malaysia telah mencoba meningkatkan laju vaksinasi, tapi jumlah penduduk yang sudah divaksinasi masih di bawah 6%, itu pun hanya vaksin dosis pertama.
Beberapa negara Asia Tenggara tidak menekankan vaksin daripada negara Barat, atau sama sekali tidak bisa membeli vaksin dan aksesnya terbatas.
"Dengan segmen populasi terlindungi oleh vaksinasi lebih kecil, mayoritas penduduk tetap rentan," ujar Teo Yik Ying, dekan dari Kesehatan Masyarakat Saw Swee Hock School di Universitas Nasional Singapura.
"Sistem kesehatan di beberapa negara Asia Tengara berada di antara risiko terpapar atau sudah kewalahan."
Hanya Singapura, negara kaya yang mampu mengimbangi laju vaksinasinya dengan negara Barat dengan lebih dari 36% warganya mendapatkan satu injeksi vaksin.
Namun Singapura mendapati kondisi yang sulit juga karena varian Delta.