Find Us On Social Media :

Belanda Dibuat Terheran-heran saat Tentara Indonesia Lakukan Operasi Militer Ini, Tak Menyangka Mereka Bisa Tembus Belantara Irian Barat yang Begitu Rapat

By Khaerunisa, Senin, 21 Juni 2021 | 16:25 WIB

Pasukan RI dalam Operasi Trikora

Baca Juga: Cuma Negara Kecil Tapi Berani Tidak Tergiur Tawaran Israel untuk Lepaskan Perlindungan di Yerusalem, Inilah Yordania, Negara Kerajaan yang Dipimpin Raja Pemberani Ini

Menurut Belanda, rimba Irian Barat yang begitu rapat dan perawan, sangat tidak mungkin dijadikan pangkalan gerilya.

Nyatanya Indonesia mampu melakukannya, meski dalam melaksanakannya pasukan Indonesia menemui berbagai tantangan.

Operasi ini dibagi atas dua penerbangan yang lepas landas dari Lanud Amahai.

Penerbangan pertama adalah Operasi Banteng I (Banteng Putih) yang menerjunkan pasukan di Fak-Fak, dan Operasi Banteng II (Banteng Merah) di Kaimana.

Baca Juga: Didakwa Bunuh 4 Wanita dan Akan Dieksekusi Mati, Ternyata 2 Wanita Ini Mengaku Cinta Mati dengan Nikko Jenkins, Alasannya Bikin Geleng-geleng Kepala 

Penerjunan di Fak-Fak dipimpin Letda Inf Agus Hernoto, sedangkan di Kaimana dipimpin Lettu Heru Sisnodo.

Bersama mereka juga diikutkan anggota dari Zeni Angkatan Darat, yang akan bertugas merusak fasilitas radar Belanda di Kaimana.

Dalam operasi penerjunan pertama ke wilayah Irian Barat, kepada penerjun diinstruksikan agar menyusup ke daerah lawan dan sedapat mungkin menghindari kontak senjata.

Tujuannya hanya untuk situasi dari dalam sekligus menarik perhatian Belanda agar tertuju ke wilayah daratan (tengah), sehingga pasukan kawan yang akan mendarat di pantai (daerah pinggir) dapat masuk lebih leluasa.

Baca Juga: Ketar-ketir pada Presiden Baru Iran, PM Baru Israel Buru-buru Rencanakan Hal Ini untuk Hancurkan Iran

Operasi Banteng I

Dalam Operasi Banteng I, tiga pesawat Dakota yang dipimpin Mayor Udara YE Nayoan, Komandan Skadron 2 Transport, disiapkan untuk menerbangkan pasukan ke Fak-Fak.

Lengkapnya operasi ini akan menerjunkan satu tim gabungan yang terdiri dari 10 prajurit PGT, 30 prajurit RPKAD ditambah dua orang Zeni. Tim ini dipimpin Letda Agus Hernoto.

Lepas landas dilakukan dari Laha, ketika itu hujan deras. Kemudian dropping dilaksanakan di tengah temaramnya subuh di sebelah utara Fak-Fak.

Meski ada perintah untuk menghindari kontak senjata, namun sulit untuk melakukannya.