Intisari-Online.com – Beginilah ekonomi Palestina akibat pendudukan Israel, kehilangan sekitar 4,95 triliun rupiah setiap tahun, tapi satu wilayah ini mendapatkan keuntungan karena kedekatan dengan Israel.
Pada tahun 1994, didirikan Otoritas Palestina (PA), sebagai badan independen sementara untuk mengatur Wilayah Palestina.
Setelah itu, badan yang mengatur untuk seterusnya, dalam periode negosiasi lima tahun, untuk menggantikan PA, belum juga terwujud.
Terlepas dari keberhasilan implementasi ekonomi dan keamanan PA, dan meskipun negara Israel melonggarkan pembatasan pergerakan dan akses, namun pendudukan terus mengikis kapasitas produktif ekonomi Tepi Barat.
Ekspansi pemukiman Israel yang terus-menerus, pendirian pos pemeriksaan sementara dan permanen, dan Tembok Pemisahan yang membatasi kemungkinan pembentukan Palestina sebagai negara yang layak.
Wilayah Palestina kehilangan sekitar $3,4 miliar (Rp4,95 triliun) per tahun dari PDB sebagai akibat dari pendudukan, demikian laporan PBB (UNCTAD) pada catatan September 2016.
Tanpa pendudukan Israel, menurut laporan itu, pada September 2016, ekonomi Palestina bisa dua kali lipat dari ukuran yang ada.
Tercatat pada laporan tersebut bahwa Palestina telah menjadi ‘captive market’, terjebak dalam ketergantungan perdagangan asimetris terhadap Israel.