Namun, pertempuran antara pasukan Indonesia dan Fretilin masih belum berakhir meski Timor Leste telah resmi menjadi provinsi ke-27 RI.
Tentara Indonesia masih harus menghadapi perlawanan Fretilin hingga bertahun-tahun kemudian.
Pada 1978, setelah invasi tersebut, tentara Indonesia membentuk pasukan gabungan yang dinamai Batalyon Parikesit untuk memburu pimpinan Fretilin, Nicolao Lobato.
Batalyon tersebut berisikan prajurit dari kesatuan elit macam Kopassandha (Kopassus), Marinir serta Kopasgat (Paskhas).
Operasi Seroja Didahului Misi Intelijen
Sebelum operasi militer pada 7 Desember 1975, Indonesia lebih dulu meluncurkan misi intelijen ke Timor Leste, bernama Operasi Komodo.
Dalam buku Sejarah Kecil ‘Petite Histoire’ Indonesia (2004) karya Rosihan Anwar, disebutkan bahwa Ali Moertopo memimpin pasukan dalam Operasi Komodo yang bertujuan untuk integrasi Timor Timur ke Indonesia.
Operasi Komodo merupakan misi intelijen yang dilakukan oleh perwira perwira TNI.
Pasca Operasi Komodo, Indonesia barulah melancarkan Operasi Seroja.
Baca Juga: Kronologi Agresi Militer Belanda 1 hingga Penjajah Belanda Kuasai Perkebunan di Jawa dan Sumatra
(*)