"Seenaknya Pak Yasonna bicara. Saya lahir dan besar di Tanjung Priok di seputaran premanisme, rampok, dan narkoba, tetapi tidak demikian semua orang Priok begitu," kata Sahroni, seperti dikutip dari akun Instagram pribadinya.
Wakil Ketua Komisi III DPR itu bahkan sempat mengunggah dua foto salinan berita sembari menyisipkan pernyataan yang menyindir Yasonna.
"Pak Menteri, mungkin Menteng elite, Priok kumuh, tetapi kalau ngomongin kriminal, bapak lupa berapa triliun uang negara yang dirampok sama koruptor-koruptor yang tinggal di Menteng?" kata dia.
Tapi Yasonna tidak menanggapi kritik-kritik itu, yang menyebabkan massa menyambangi Gedung Kemenkumham.
"Menteri Yasonna Laoly harus minta maaf dalam kurun waktu 2x24 jam di media media besar negeri ini," kata salah seorang orator di atas mobil komando.
"Jika tidak, kami akan datang dengan massa lebih besar lagi. Kami akan tutup Pelabuhan Tanjung Priok," kata dia.
Namun ucapan Yasonna terkait preman di Pelabuhan Tanjung Priok lagaknya memang sedikit ada benarnya.
Jumat lalu 11 Juni 2021 polisi menangkap 49 orang yang melakukan pungutan liar kepada sopir kontainer di kawasan Pelabuhan Tanjung Priok, mereka sebagian besar adalah pegawai PT Greating Fortune Container (GFC) dan PT Dwipa Kharisma Mitra Jakarta.