Penulis
Intisari-Online.com - Ternyata, senapan serbu AK-47 lebih banyak menewaskan orang selama abad ke-20.
Jika bom atom yang meluluh lantakkan Jepang dilaporkan menewaskan sekitar 200.000 orang ketika dijatuhkan oleh Amerika Serikat, maka AK-47 disebut menewaskan lebih banyak orang.
Melansir artikel The Conversation (8/11/2019) oleh Richard Gunderman, AK-47 'bertanggung jawab' atas kematian yang jauh lebih banyak, yaitu berjumlah jutaan.
Bagaimana senjata ini bisa menewaskan begitu banyak nyawa?
Dijelaskan, Ak-47 awalnya dikembangkan secara rahasia untuk militer Soviet, namun, senjata ini sekarang ditemukan di seluruh dunia.
Diperkirakan sekitar 100 juta AK-47 dan variannya telah diproduksi hingga saat ini.
Penggunaan senjata tersebut termasuk oleh banyak warga sipil Amerika, yang pada tahun 2012 membeli AK-47 sebanyak polisi dan militer Rusia.
"Sebagai seorang dokter, saya telah menyaksikan kehancuran yang bisa ditimbulkan senjata ini pada daging manusia," tulis Gunderman.
AK-47 merupakan senjata yang diciptakan oleh Mikhail Kalashnikov dari Rusia di pertengahan abad ke-20.
Mikhail Kalashnikov lahir pada 10 November 1919. Ia adalah seorang mekanik tank di militer Soviet selama Perang Dunia Kedua.
Selama invasi Jerman ke Uni Soviet pada tahun 1941 dia terluka.
Setelah melihat secara langsung keunggulan tempur yang diberikan oleh senjata api superior Jerman, Kalashnikov memutuskan untuk mengembangkan senjata yang lebih baik.
Baca Juga: Obati Mata Bintitan dengan Mudah, Inilah Salah Satu Manfaat Ketumbar
Saat masih di militer, ia menghasilkan beberapa desain yang kalah dari pesaing sebelum akhirnya memproduksi AK-47 pertama.
Nama AK-47 merupakan dingkatan singkatan dari Automat Kalashnikova 1947, tahun pertama kali diproduksi.
Pada tahun 1949, AK-47 menjadi senapan serbu Angkatan Darat Soviet.
Kemudian diadopsi oleh negara-negara lain di Pakta Warsawa, senjata itu dengan cepat menyebar ke seluruh dunia, menjadi simbol revolusi di negeri-negeri yang sangat jauh seperti Vietnam, Afghanistan, Kolombia dan Mozambik, yang benderanya menonjol.
Selama hidupnya, Kalashnikov terus mengubah desain klasiknya.
Pada tahun 1959, produksi dimulai pada AKM-nya, yang menggantikan receiver AK-47 yang telah digiling dengan yang terbuat dari logam yang dicap, membuatnya lebih ringan dan lebih murah untuk diproduksi.
Dia juga mengembangkan senapan mesin PK yang diisi peluru. AK-47 yang dimodifikasi masih diproduksi di negara-negara di seluruh dunia.
Senjata ini juga digunakan oleh penyandera yang menyerbu Desa Olimpiade di Munich pada tahun 1972.
Selain itu, penembak massal di AS telah menggunakan versi senjata semi-otomatis dalam pembunuhan di Stockton, California, dan Dallas.
Di Indonesia, AK-47 juga merupakan salah satu senjata yang digunakan oleh Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) Papua.
Sementara di beberapa negara, senjata ini diabadikan pada lambang negaranya sebagai simbol dari perjuangan rakyat merebut kemerdekaan.
Baca Juga: Obati Mata Bintitan dengan Mudah, Inilah Salah Satu Manfaat Ketumbar
Bagaimanapun, penggunaan senjata yang dipakai membunuh jutaan nyawa ini telah membuat penciptanya diburu oleh beban tersendiri.
Namun, sepanjang sebagian besar hidupnya, Kalashnikov menolak upaya untuk membebani dia dengan rasa bersalah atas sejumlah besar pembunuhan dan cedera yang ditimbulkan dengan penemuannya.
Untuk hal itu, Kalashnikov bersikeras bahwa dia telah mengembangkannya untuk pertahanan, bukan pelanggaran.
Seorang reporter bertanya pada tahun 2007 tentang bagaimana Kalashnikov bisa tidur di malam hari.
Dia menjawab, “Saya tidur nyenyak. Para politisi yang harus disalahkan karena gagal mencapai kesepakatan dan menggunakan kekerasan.”
Meski di akhir di tahun terakhir hidupnya, Kalashnikov mungkin telah mengalami perubahan hati.
Dia menulis surat kepada kepala Gereja Orthdox Rusia, mengatakan, “Rasa sakit di jiwaku tak tertahankan. Saya terus bertanya pada diri sendiri pertanyaan tak terpecahkan yang sama...
"Jika senapan serbu saya merenggut nyawa orang, itu berarti saya bertanggung jawab atas kematian mereka?”
"Apa yang membunuh? Senjata, atau mereka yang membawanya?"
Di bagian bawah surat itu, dia menandatanganinya, “hamba Tuhan, desainer Mikhail Kalashnikov.”
Kalashnikov meninggal sebagai pahlawan nasional pada tahun 2013 pada usia 94 tahun.
Untuk jerih payahnya, Uni Soviet memberikan Kalashnikov Hadiah Stalin, Bintang Merah dan Ordo Lenin. Sementara pada tahun 2007, Presiden Vladimir Putin memilih senapan Kalashnikov sebagai "simbol kejeniusan kreatif rakyat kita."
(*)