Find Us On Social Media :

Sisi Lain Papua, Lakukan Tradisi ‘Sasi’ Demi Pelestarian Spesies Laut agar Berkembang Biak dan Bertahan Hidup, Seperti Apa Tradisi yang Dilakukan Penduduk Raja Ampat Ini?

By K. Tatik Wardayati, Rabu, 9 Juni 2021 | 08:15 WIB

Raja Ampat.

Tapi ada banyak cara untuk bertahan hidup di Raja Ampat.

“Masyarakat sadar akan pandemi, tetapi mereka tidak khawatir tentang makanan. Itu karena kami percaya bahwa konservasi adalah caranya. Jika pariwisata mati total, kita akan sengsara. Tapi penduduk desa di Raja Ampat berkata, oh, kami masih punya ikan, sagu, dan kasbi. Hanya uang yang kami tidak punya,” katanya.

Menurut Wawan, konservasi telah lama tertanam dalam kearifan lokal di Raja Ampat, termasuk konsep 'sasi', sebuah sistem yang membatasi pengambilan beberapa sumber daya untuk memastikan keberlanjutan.

Ini sangat penting di lautan, di mana banyak spesies laut dirugikan jika terus-menerus ditangkap tanpa batas.

Tradisi ini memastikan bahwa spesies dapat berkembang biak dan bertahan hidup.

“Saat sasi, masyarakat hanya mengambil teripang dengan ukuran tertentu. Mereka tidak akan mengambil semuanya begitu saja. Kemudian lima atau enam tahun akan berlalu sampai sasi lagi,” kata Wawan.

“Kalau dibatasi, mereka bisa panen setiap tahun. Mereka juga tidak menangkap lobster yang memiliki telur. Dengan cara ini, kita bisa melestarikan kehidupan teripang dan lobster.”

Kebijaksanaan ini sebenarnya dapat dilakukan di wilayah lain di Indonesia, menurut laporan Oceans for Prosperity yang diluncurkan oleh Bank Dunia.

Mereka berpendapat bahwa pendekatan berbasis hak dari pemerintah yang memberikan hak pemanenan kepada masyarakat pesisir atau perusahaan di bawah syarat dan batasan tertentu dapat mendorong pengelolaan yang lebih baik dan meningkatkan produktivitas perikanan.

Baca Juga: Tak Hanya Untuk Berenang, Air di Kalibiru di Raja Ampat Juga Bisa Diminum oleh Wisawatan, Ini Alasannya