Kegagalan Netanyahu itu lantas dimanfaatkan saingannya, Yair Lapid, ketua partai Yesh Atid.
Lapid ditugaskan oleh Presiden Israel untuk membentuk pemerintahan setelah Netanyahu gagal melakukannya.
Padahal serangan terbaru di Jalur Gaza dimaksudkan untuk mengalihkan perhatian dari masalah pribadi dan politiknya.
Namun, dia terkejut dengan kemampuan perlawanan Palestina, terutama misil Hamas yang mampu melawan Israel.
Bahkan sistem pertahanan rudal Iron Dome yang banyak dipuji bukanlah penghalang.
Singkatnya, Netanyahu melancarkan serangan habis-habisan selama 11 hari tanpa mencapai tujuannya.
Dia dipaksa untuk mendeklarasikan gencatan senjata tanpa syarat.
Ini bukan hanya pukulan serius baginya, tetapi juga peluang emas bagi lawan politiknya untuk membuatnya kalah.