Penulis
Intisari-online.com -Ketegangan TNI-Polri dengan KKB Papua di Papua Barat semakin tegang dengan menjelang berakhirnya Otonomi Khusus (Otsus) Papua.
Diketahui, status Otsus Papua akan berakhir akhir tahun 2021, gerakan separatis Papua Organisasi Papua Merdeka (OPM) justru begitu bersemangat terkait hangusnya Otsus tersebut.
Tidak heran, hal itu karena mereka ingin lepas dari Indonesia.
Melansir Reuters lewat Yahoo News, di tengah konflik yang memburuk, 400 pasukan khusus dikirimkan lagi ke Papua setelah kepala BIN terbunuh di Papua dan KKB dinobatkan sebagai kelompok teroris oleh Pemerintah Jokowi.
Paulus Waterpauw, warga asli Papua dan kepala intelijen Polda Papua mengatakan terkait penyelesaian ketegangan TNI-Polri dengan KKB Papua.
"Tujuannya adalah menghapus semua yang terlibat di balik aksi kekerasan mengerikan," ujarnya.
"Operasi ini akan terus berjalan sampai kami mendapatkan hasil maksimal.
"Selama mereka belum ditangkap, kami akan terus mengejar dan menangkap mereka."
Waterpau mengatakan pembunuhan 19 pekerja jalan di Desember 2018, pengrusakan sekolah dan klinik kesehatan dan serangan kepada warga sipil sebagai beberapa kejadian brutal terbaru yang menyebabkan TNI-Polri akan lama di sana.
Namun juru bicara Organisasi Papua Merdeka (OPM) Sebby Sambom mengatakan ada "alasan logis" di balik serangan kelompok tersebut.
"Pengincaran TNI dan polisi tidak akan berhasil," tambahnya.
"Setiap tahun akan ada pejuang baru. Mereka akan bertambah, tidak menurun."
Selanjutnya OPM mengatakan perjuangan mereka termasuk sah karena pemerintah kolonial sebelumnya, yaitu Belanda, menjanjikan mereka merdeka sebelum dicaplok Indonesia pada 1963.
Indonesia dengan sah mengklaim Papua setelah pemungutan suara tahun 1969 yang diawasi PBB mendukung integrasi Papua.
Namun OPM mengatakan pemungutan suara itu tidak menggambarkan suara hati mereka.
Waterpauw mengatakan Satgas Nemangkawi memiliki dua keunggulan.
Pengejaran dan penahanan KKB dan "pendekatan halus", dikembangkan lewat cara berbaur dengan komunitas dan berkonsultasi dengan kelompok agama.
Waterpauw menjelaskan telah ada 26 serangan oleh KKB tahun ini.
Mei lalu dua tentara diserang tiba-tiba dan senjatanya dicuri oleh KKB.
Mereka "dipenggal dan dimutilasi," ujar Waterpauw.
Sementara lima tentara juga dicederai di bulan Mei lalu.
"Kami melanjutkan menerima laporan penggunaan kekerasan berlebihan oleh militer dan polisi, termasuk pembunuhan ekstrayudisial, pelecehan, penangkapan arbitrase, dan hukuman untuk warga asli Papua," ujar Ravina Shamdasani, juru bicara Komisi Agung HAM PBB.
Indonesia sendiri juga tengah menyelidiki korupsi dana Otsus di Papua yang mencapai 1092 triliun Rupiah sejak tahun 2001.
Korupsi ini disebut menjadi penyebab mengapa pembangunan di Papua masih belum maksimal.
Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan HAM (Menkopolhukam) Mahfud MD mengatakan OPM memiliki tiga sayap: politik, klandestin dan teroris.
Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik?Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di sini