Darah Putra Bangsa Selalu Mengalir Jika Dirinya Sudah Beraksi, Inilah Tandi Kogoya, Komandan KKB Papua yang Kematiannya Disambut Tak Biasa

Maymunah Nasution

Penulis

Tandi Kogoya, lebih ganas daripada Egianus Kogoya sendiri, kematiannya malah justru buat keluarganya berterima kasih

Intisari-online.com - Semenjak kematian kepala Badan Intelijen Negara (BIN) di Papua oleh KKB Papua, TNI bersama Polri dengan tangan dingin terus memburu kelompok pemberontak tersebut.

Perburuan dan penangkapan ini tidak mudah, karena KKB terpecah-pecah dan menguasai beberapa kabupaten penting di Papua Barat.

Beberapa nama pemimpinnya pun sampai terkenal seperti Lekagak Telenggen dan Egianus Kogoya.

Namun ada nama lain yang ternyata lebih ganas dari keduanya.

Baca Juga: Soeharto Pimpin Komando Mandala untuk Membebaskan Irian Barat dari Belanda pada 1962, Ternyata Mereka Tak Kunjung Merdeka...

Ia terkenal karena berani memasuki kawasan pertambangan Freeport di Tembagapura.

Ia juga menjadi pelaku penembakan warga negara asing (WNA) Selandia Baru, Graeme Thomas Wall yang terjadi pada Maret 2020 lalu.

Ialah Tandi Kogoya, yang sempat menjadi sosok baru dalam KKB Papua.

Dalam kasus penembakan WNA tersebut polisi yakin Tandi Kogoya sudah mengintai korbannya sejak sampai di tempat yang ia kuasai.

Baca Juga: Salah Satunya Punya Ladang Opium Terbesar di Dunia, Inilah Daftar Kelompok Separatis Bersenjata di Asia Tenggara, Selain Operasi Papua Merdeka

Polisi mengatakan ia memang selalu ada dalam setiap kesempatan penyerangan.

Dari catatan kriminalnya yang ada di polisi, tindakannya sudah cukup mengerikan.

Tahun 2017 lalu ia melakukan tindakan kriminal berangkai termasuk penyanderaan warga sipil dan penembakan di Tembagapura.

Tandi Kogoya juga sudah pernah tertangkap oleh pihak berwajib setelah ia melakukan penembakan di Mile 69 PT Freeport Indonesia.

Baca Juga: Berantas KKB Papua Karena Meresahkan Warga, Pemerintah Dinilai Media Asing 'Buru' 170 Warga dengan Izin 'Tembak Siapapun'

Ia ditangkap oleh Satgas Khusus pada 15 April 2018 di Nabire, dan divonis 1 tahun 6 bulan setelah jalani sidang di Pengadilan Negeri Kota Timika.

Setelah mendekam di penjara selama 1 tahun 6 bulan tersebut lalu keluar, ia malah menjabat sebagai Komandan Batalyon Komando Gabungan Pertahanan (Kogab) 8 Kemabu, Intan Jaya.

Kapolda menyatakan ia berada di bawah pimpinan Sabinus Waker di struktur Komando Nasional TPN-PB/

Kemudian tahun 2019 tepatnya 25 Oktober 2019 ia menembak mati dua tukang ojek di Sugapa, tepat di jalan masuk menuju kampung Pugsiga, Distrik Hitadipa, Intan Jaya.

Baca Juga: KKB Papua Sempat 'Kuasai' Bandara Ilaga dan Tembaki Aparat, Sulit Dikejar Meski Medan Konflik Dipenuhi Pohon dan Berbukit

17 Desember 2019 Tandi bersama kelompoknya menembaki pasukan TNI di Sugapa.

Saat itu dua prajurit gugur yaitu Lettu Inf Erizal Zuhry Sidabutar dan Serda Rizky Susendo.

Dua hari berikutnya Tandi menembaki Kampung Ugimba dan Kampung Gamagai, merenggut nyawa Serda Romadon sedangkan tiga prajurit TNI lainnya luka tembak.

Berlanjut tiga hari berikutnya Tandi melakukan penembakan di Kampung Titigi, Distrik Sugapa, melukai Serda Afriandi.

Baca Juga: 'Ada Jalur Rahasia di Luar Negeri', Terkuak Ternyata KKB Papua Gunakan 2 Jalur Tersembunyi di Dua Negara Ini Untuk Selundupkan Senjata Api

Kemudian 14 Februari 2020 Tandi pergi dari Ugimba bergabung dengan rombongan gabungan KKB Papua dipimpin Lekagak Telenggen menuju Tembagapura, Mimika.

Mereka melakukan penembakan di Tembagapura, termasuk menyerang kendaraan patroli Polsek Tembagapura, guna mengganggu operasional PT Freeport Indonesia di Tembagapura.

"Mereka menganggap sangatlah penting untuk menganggu perusahaan itu agar mendapat perhatian dari LSM-LSM internasional," kata Kapolda.

Tandi lalu bergabung dengan rombongan Kali Kopi yang dipimpin Joni Botak dan Henky Wamang dari Tembagapura menuju Kuala Kencana.

Baca Juga: Satu Jam Kontak Senjata, Aparat Keamanan sempat Terpaksa Mundur saat Kejar KKB Papua yang Bakar Fasilitas Bandara Aminggaru, Jika Gegabah Bisa Untungkan KKB

Tujuan mereka adalah menyerang kantor Freeport di Kuala Kencana, yang menewaskan WN Selandia Baru Graeme Thomas Weal.

Insiden itu juga melukai Jibril MA Bahar (49) dan Ucok Simanungkalit (57).

Meskipun pengejarannya sulit, Tandi tewas bersama Manu Kogoya pada 9 April 2020 dalam kontak senjata dengan Satgas TNI-Polri di Jalan Trans Nabire, Jayanti, Distrik Iwaka, Mimika.

Keluarga sampai berterima kasih karena jasad Tandi bisa dibawa kembali untuk dimakamkan.

Baca Juga: Masyarakat Internasional Enggan Dukung Kemerdekaan Papua karena Kongkalikong dengan Indonesia yang 'Sudah Biasa' Beri Insentif ke Freeport?

"Biasanya, mereka yang tergabung dengan KKB jenazahnya ditinggal begitu saja," ujar Kapolda.

Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik?Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di sini

Artikel Terkait