"Kami memutuskan bergabung dengan pemerintah untuk mengubah keseimbangan politik di negara ini," ujar Abbas.
Namun analis politik dan pengacara dari Palestina Diana Buttu mengatakan Abbas telah "membuat kesalahan besar berpikir ia bisa menjadi raja Israel".
"Ide bahwa entah bagaimana Abbas bisa mendapat dukungan untuk bahkan mengenalkan pemerintahan yang akan melawan pemerintah rasis yang dihadapi Palestina adalah lelucon," ujar Buttu.
"Ia membantu koalisi itu dengan menyatukannya, padahal bukan peran kita menjadi raja. Kita posisinya adalah dalam oposisi melawan sistem ini. Tujuan kita adalah melindungi komunitas kita," tambahnya.
Buttu juga mengatakan Abbas dan partainya "tidak akan mendapatkan apa-apa" sebagai bagian kecil dari koalisi raksasa.
"Itu hanya akan menjadi lelucon, bisa ditertawakan, sangat polos dan tunjukkan ketidakpahaman mendasar yang ia miliki mengenai politik Israel dan Zionisme."
Jafar Farah, direktur Mossawa Center yang mengadvokasi warga Palestina di Israel mengatakan ada potensi beberapa keuntungan sosial dan ekonomi yang bisa diraih oleh komunitas Palestina terkait perumahan dan kejahatan.
“Tapi sekali lagi, pemerintah Netanyahu bersedia memberikan komunitas Arab sebagian dari tuntutan ini. Jadi bukan hal baru,” ujarnya.