Penulis
Intisari-online.com -Militer Amerika Serikat (AS) memang militer paling canggih dan paling maju di dunia untuk saat ini.
Keunggulannya hanya ditandingi oleh militer China dan Rusia, yang bertekad mengalahkan militer AS.
Namun ternyata militer AS yang begitu unggulan itu tidak siap menanggung kerusakan pada kapal perang mereka jika berperang dengan China dan Rusia.
Dilansir dari Business Insider dari laporan pengawas pemerintah, Angkatan Laut AS tidak siap melakukan perbaikan pada kapal perang yang rusak dalam pertempuran dengan China dan Rusia.
“Kemampuan untuk memperbaiki dan memelihara kapal memainkan peran penting dalam mempertahankan kesiapan Angkatan Laut,” kata Kantor Akuntabilitas Pemerintah (GAO) dalam sebuah laporan terbaru.
Namun kemampuan lebih penting seperti memperbaiki kapal yang rusak di pertempuran dan agar siap bertempur kembali.
Sejarah mencatat sudah sejak berakhirnya Perang Dunia II, AL AS mengalihkan anggarannya untuk hal lain.
Setelah berakhirnya Perang Dingin, fokus mereka beralih dari perbaikan masa perang ke pemeliharaan masa damai.
Mereka juga mengurangi jumlah galangan kapal publik dan melepaskan beberapa aset perbaikan angkatan laut yang penting.
"Munculnya musuh abad ke-21 yang mampu menghasilkan ancaman kelas atas dalam peperangan - disebut sebagai pesaing dengan kekuatan besar - menghidupkan kembali kebutuhan Angkatan Laut untuk memeriksa kembali kemampuan perbaikan kerusakan pertempurannya untuk memastikan siap menghadapi potensi konflik," kata laporan GAO seperti dikutip dari Business Insider, Jumat (4/6/2021).
GAO juga menambahkan melihat sifat konflik, AL AS bisa saja tidak dapat mengandalkan kapal tambahan untuk menggantikan kapal yang rusak.
Hal ini membuat kebutuhan akan kemampuan perbaikan kerusakan pertempuran menjadi lebih penting.
Departemen Pertahanan AS, Pentagon, melaporkan jika China memiliki angkatan laut terbesar di dunia.
Keseluruhan mereka memiliki 350 kapal, termasuk 130 kapal tempur di permukaan.
China juga menjadi negara pembuat kapal teratas di dunia berdasarkan tonase, sehingga memiliki kemampuan mengganti kerugian tempur yang cepat.
Sedangkan AL AS memiliki kekuatan yang terbukti, tapi mereka lebih lama dalam produksi kapal, sehingga kerugian yang bisa mereka tanggung jauh lebih sedikit.
Padahal skala konflik yang akan dihadapi sama-sama besar.
Masalah selanjutnya adalah kapasitas pemeliharaan rutin AL yang perlu diandalkan guna memperbaiki kapal perang yang rusak dalam konflik ternyata mengalami masalah selama bertahun-tahun.
Masalah tersebut mengakibatkan penundaan yang mahal, dan kemunduran kesiapan yang serius.
"Perbaikan kerusakan akibat pertempuran dapat semakin memperburuk tantangan galangan kapal yang sedang berlangsung untuk memenuhi permintaan perawatan rutin, yang berpotensi memperburuk situasi yang sudah bermasalah," kata GAO.
Kekurangannya termasuk kurangnya doktrin perbaikan kerusakan yang mapan, perintah dan kontrol yang tidak jelas serta kapasitas perbaikan yang tidak memadai.
Sementara itu pejabat AL mengatakan kepada GAO jika AL AS bisa menangani satu peristiwa kerusakan pertempuran.
Namun mereka tidak yakin AL AS menangani beberapa peristiwa simultan atau hampir bersamaan seperti yang mengancam AL AS dalam waktu dekat ini.
Beberapa tahun terakhir AL AS telah memperbaiki kapal-kapal mereka secara besar-besaran.
Tahun 2017, kapal perusak USS Fitzgerald dan USS John S. McCain rusak karena tabrakan.
Perbaikannya memakan waktu beberapa tahun dan juga menghabiskan ratusan juta dolar.
Tahun 2020, kapal serbu amfibi USS Bonhomme Richard yang sedang berlabuh di dermaga dilalap api.
Karena tidak sanggup memperbaikinya, AL memutuskan membuang kapal tersebut.
Laporan GAO mengatakan jika AL AS masih dalam tahapan berpikir cara terbaik bagi AL memperbaiki kerusakan dari pertempuran selama konflik besar-besaran.
GAO memberikan tiga rekomendasi utama, sebagian besar disetujui AL untuk diterapkan.
Rancangan anggaran tahun fiskal 2022 dari pemerintahan Biden tunjukkan proposal anggaran Departemen Angkatan Laut sebesar 211,7 miliar Dolar AS tidak mementingkan pengadaan kapal, pesawat terbang dan senjata.
Mereka fokus pada operasi dan pemeliharaan, personil, penelitian dan pengembangan serta infrastruktur.
Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik?Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di sini