Kapal Selam Pertama Milik Angkatan Laut Amerika Serikat ini Hilang di Laut, Dimaksudkan untuk Perang Tapi Sering Alami Kegagalan Saat Uji Coba

K. Tatik Wardayati

Penulis

USS Alligator, kapal selam pertama Angkatan Laut AS.

Intisari-Online.com – Tidak hanya kapal selam milik Indonesia, KRI Nanggala-402 yang hilang di perairan utara Bali, bahkan kapal selam milik Amerika pun menghilang di laut.

KRI Nanggala-402 kemudian dinyatakan ‘berpatroli selamanya’ untuk menjaga kedaulatan NKRI.

USS Alligator adalah kapal selam pertama milik Angkatan Laut Amerika Serikat.

Tetapi itu bukanlah kapal selam Amerika pertama.

Baca Juga: Kapal Selam Misterius Terciduk Militer Amerika, Begitu Ditangkap dan Dibongkar Ternyata Milik Geng Narkoba, Isinya Bikin Syok

Tersebutlah ‘Turtle’ merupakan kapal selam yang dibangun selama Perang Revolusi.

USS Alligator dibangun untuk digunakan pada masa perang, selama Perang Saudara Amerika.

Kapal itu diluncurkan pada tanggal 1 Mei 1862, tujuh bulan setelah dipesan oleh Union North.

Namun, kapal selam itu hilang dalam upaya mengambil alih Charleston, Carolina Selatan pada tahun berikutnya.

Baca Juga: Amerika Kecolongan, Ketika Tiba-tiba Sebuah Kapal Selam China Muncul di Tengah Kapal Induk Pembawa Kelompok Tempur Amerika, Mengapa Bisa Lolos Deteksi?

Pada akhir 1861, Angkatan Laut AS menyewa Neafie dan Levy untuk membangun kapal yang bisa masuk ke dalam air.

Kapal itu kemudian dirancang oleh insinyur Prancis, Brutus de Villeroi.

Angkatan Laut AS sedang mencari sesuatu untuk melawan kapal baru Konfederasi, CSS Virginia.

CSS Virginia adalah sebuah kapal perang besi bertenaga uap yang pada dasarnya mampu menahan semua tembakan (karena pelapisan besinya), membuat kapal ini sulit untuk dihancurkan dengan apa pun selain persenjataan berat.

USS Alligator dibangun di galangan kapal Philadelphia dan akan selesai dalam 40 hari.

Awalnya, kemajuannya cepat, tetapi akhirnya berlarut-larut selama lebih dari enam bulan, dengan label harga sekitar $ 14.000.

USS Alligator resmi diluncurkan pada tanggal 1 Mei 1862. Namanya diambil dari warnanya yang hijau.

Kapal selam itu terbuat dari besi dan memiliki jendela kaca kecil untuk penerangan.

Laporan bervariasi tentang panjang kapal selam, tetapi sebagian besar menyatakan bahwa panjangnya 9,14 meter atau 14,33 meter, dengan diameter 1,22 – 2,44 meter.

Diyakini, USS Alligator bisa memuat sekitar 17 orang di dalamnya, namun beberapa orang mengatakan hanya delapan awak yang tertampung.

Baca Juga: Kapal Selam Prancis Surcouf Selama Perang Dunia II Ini Tiba-tiba Putus Komunikasi dan Hilang Secara Misterius, 130 Awak Ada di Dalamnya, Ditembak Musuh atau Ada yang Lebih Menyeramkan?

Mendapatkan udara dari permukaan melalui dua tabung yang dipasang pada pelampung, udara kemudian akan bersirkulasi melalui pompa udara.

Ini menampilkan dua pemurni udara mentah, yang menggunakan bahan kimia untuk menghasilkan oksigen sambil memaksa udara melalui sistem untuk dibersihkan.

Hal tersebut menjadikan USS Alligator sebagai kapal selam pertama yang memiliki sistem pemurni udara.

Kapal selam itu juga memiliki penguncian udara dan dengan demikian merupakan kapal selam operasional pertama yang memungkinkan penyelam meninggalkan kapal dan kembali tanpa muncul ke permukaan.

Ini penting, karena memungkinkan penyelam untuk menanam ranjau di kapal lain dan meledakkannya dari dalam kapal selam.

USS Alligator menggunakan sistem propulsi yang mencakup 16 dayung yang akan ditenagai dengan tangan.

Ketika Angkatan Laut AS menyadari kelemahan dari sistem propulsi yang ada, mereka segera memerintahkan untuk diganti.

Lalu pada tahun 1863, Washington Navy Yard mengganti dayung dengan baling-baling yang digerakkan tangan.

Ini meningkatkan kecepatan kapal dari 2 knot menjadi 4 knot tetapi juga memungkinkannya melaju secepat 7 knot.

Baca Juga: Kapal Selam Prancis Surcouf Selama Perang Dunia II Ini Tiba-tiba Putus Komunikasi dan Hilang Secara Misterius, 130 Awak Ada di Dalamnya, Ditembak Musuh atau Ada yang Lebih Menyeramkan?

Uji coba pertama USS Alligator pada akhirnya gagal.

Di bawah komando Samuel Eakins, yang merupakan warga sipil, dikirim ke Sungai James di Virginia, tempat pertempuran sedang berlangsung.

Tujuan utamanya adalah untuk menghancurkan jembatan yang melintasi Sungai Appotomax serta membersihkan puing-puing di Sungai James yang dapat menghalangi perjalanan kapal melalui daerah tersebut.

Sayangnya, baik Sungai James atau Sungai Appotomax di dekatnya tidak cukup dalam untuk dilalui kapal selam.

Sementara kapal selam itu bisa saja sebagian berada di atas air melalui sungai, ini berisiko ditangkap oleh Konfederasi.

Setelah kesalahan ini, kapal tersebut dikirim kembali ke Washington Ship Yard di mana kapal tersebut menjalani pengujian lebih lanjut.

Pada saat ini selesai, CSS Virginia telah dihancurkan, tetapi ada pelindung besi baru di kota, yaitu CSS Virginia II.

Angkatan Laut membawa Letnan Thomas Selfridge untuk memimpin kapal selam USS Alligator.

Selfridge dijanjikan promosi ke Captain jika dia bisa menghancurkan CSS Virginia II.

Baca Juga: Kemungkinan Bisa Sebabkan Perang Dunia III Karena Kejutkan NATO, Kapal Selam Nuklir Soviet Ini Sungguh Tidak Beruntung, Terjadi Kecelakaan Beruntun, Hingga Dijuluki 'Hiroshima'

Dengan kru baru, pengujian pada USS Alligator pun kembali dilakukan.

Melalui uji coba di Sungai Potomac, Angkatan Laut menemukan bahwa USS Alligator kurang bertenaga.

Selama satu kali latihan, udara kapal selam menjadi tidak dapat dihirup.

Seluruh kru mencoba melarikan diri melalui satu pintu, yang terbukti sulit, dan Selfridge menyatakan cobaan itu gagal.

Karena itu, kru dipindahkan ke kapal yang berbeda, dan tujuan menghancurkan CSS Virginia II dengan USS Alligator pun dibatalkan.

Menyusul serangkaian kegagalan ini, dayung kapal selam diganti dengan baling-baling baru yang dapat diputar dengan tangan.

Hal itu berpengaruh potitif pada USS Alligator karena memungkinkannya melaju lebih cepat.

Meskipun upgrage membantu kapal selam menjadi lebih baik, sayangnya USS Alligator tidak akan pernah terlihat dalam pertempuran.

USS Alligator diperintahkan ke Charleston, Carolina Selatan untuk ambil bagian dalam Penangkapan Charleston.

Baca Juga: Ada Tuduhan KRI Nanggala-402 Tenggelam Akibat Tembakan Nuklir dari Kapal Selam Asing Ini, TNI Langsung Beberkan Fakta Sebenarnya Soal Tenggelamnya KRI Nanggala-402

Kapal itu sekali lagi diperintahkan oleh Samuel Eakins, dan harus ditarik ke Charleston oleh USS Sumpter.

Keduanya itu meninggalkan Washington pada 31 Maret, dan pada 2 April mengalami badai yang mengamuk di lepas pantai, yang menyebabkan USS Alligator harus dipisahkan dari USS Sumpter.

USS Alligator tidak pernah terlihat lagi.

Terpotong terapung di Cape Hatteras, North Carolina, dan dianggap sebagai "hilang di laut."

Pencarian USS Alligator

Belakangan, berbagai organisasi bekerja sama untuk mencari kapal selam pertama Angkatan Laut AS itu.

Pada pertengahan 2000-an, Administrasi Kelautan dan Atmosfer Nasional melakukan beberapa pencarian bekerja sama dengan Kantor Riset Angkatan Laut.

Pencarian dilakukan pada waktu yang berbeda-beda dalam setahun dan difokuskan di sekitar “Kuburan Atlantik”, area yang diasumsikan di mana kapal selam itu jatuh.

Sayangnya, pencarian tidak menghasilkan apa pun.

Secara keseluruhan kapal selam itu dianggap sebagai kegagalan, maka itu dijadikan sebagai ‘cermin’ untuk merevolusi kapal selam yang sekarang ini.

Baca Juga: Setelah 103 Tahun ‘Terbaring’ di Dasar Laut, Kapal Selam Australia Sisa-sisa Perang Dunia I Akhirnya Ditemukan, Jadi Kuburan Perang Bagi Tiga Puluh Lima Awak Kapal di Dalamnya

Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik? Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di https://www.gridstore.id/brand/detail/27/intisari

Artikel Terkait