Find Us On Social Media :

Walau Orang Yahudi, Pantas Albert Einstein Ogah Jadi Presiden Israel, Justru Malah Tulis Surat yang Isinya Membuat Israel Sakit Hati

By Afif Khoirul M, Sabtu, 5 Juni 2021 | 15:20 WIB

Albert Einstein

Lalu, fakta bahwa dia harus pindah ke Timur Tengah dari rumahnya di Princeton, New Jersey tempat dia menetap sebagai pengungsi Jerman.

Saat meneliti pandangan Einstein, saya menemukan surat-suratnya yang lain, yang kurang terkenal tetapi mungkin jauh lebih mengungkapkan daripada yang lain yang telah dia tulis tentang masalah Palestina.

Singkat saja, dalah surat itu hanya ada 50 kata itu termasuk peringatannya tentang "malapetaka terakhir" yang dihadapi Palestina di tangan kelompok teror Zionis.

Surat khusus ini ditulis kurang dari 24 jam setelah berita disaring tentang pembantaian Deir Yassin di Yerusalem Barat pada April 1948.

Sekitar 120 teroris dari Begin's Irgun dan Stern Gang, dipimpin oleh teroris lain yang kemudian menjadi perdana menteri Israel, Yitzhak Shamir, memasuki desa Palestina dan membantai antara 100 dan 250 pria, wanita dan anak-anak.

Beberapa meninggal karena tembakan, yang lain dari granat tangan yang dilemparkan ke rumah mereka.

Orang lain yang tinggal di desa yang damai itu terbunuh setelah dibawa dalam parade yang aneh melalui Yerusalem Barat.

Ada juga laporan pemerkosaan, penyiksaan dan mutilasi.

Sebulan kemudian Inggris mengakhiri kekuasaan Mandat mereka di Palestina dan Israel muncul.

Legitimasi yang diklaim oleh para pendirinya adalah Resolusi Pemisahan PBB November 1947 yang mengusulkan agar Palestina dibagi menjadi dua negara, satu Yahudi dan satu Arab, dengan Yerusalem dikelola secara independen dari kedua belah pihak.

Baca Juga: Saat Israel Dikecam Dunia, Ada Negara Asia yang Justru Beli Senjata Israel Senilai Rp2,8 Triliun, Seolah Tak Peduli dengan Nasib Palestina