Ketiga adalah rasa traumatis yang disebabkan oleh sisa-sia operasi militer Orde Baru yang terjadi belasan kali.
Keempat, adalah kegagalan otonom khusus (otsus) di Papua, dengan Triliunan yang digelontorkan dari Jakarta ke Papua namun hanya dinikmati elit.
"Tingkat kesejahteraan dan kesehatan warga Papua masih sama saja," ujar TB Hasanuddin.
Setelah itu munculah Organisasi Papua Merdeka (OPM), yang merupakan gerakan sparatis.
Menurutnya, ketika nama OPM statusnya diturunkan menjadi KKB mereka tak mendapat tindakan yang seharusnya.
"Menurut saya mereka tidak mendaptkan tindakan yang seharusnya, malahan korban TNI/Polri yang berjatuhan lebih banyak," imbuhnya.