Tak Bisa Terus-terusan Mendukung Israel, Amerika Serikat Buka Kembali Konsulat Yerusalem untuk Palestina

Maymunah Nasution

Penulis

Pertemuan Menlu AS Antony Blinken dengan Presiden Otoritas Palestina Mahmoud Abbas membahas kembali dibukanya konsulat Yerusalem

Intisari-online.com - Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Antony Blinken mengumumkan Selasa kemarin jika Amerika Serikat akan membuka kantor konsulat umum mereka di Yerusalem.

Kantor tersebut sebelumnya ditutup saat kepemimpinan Donald Trump.

Gerakan AS ini dilakukan dalam upaya memperbaiki hubungan dengan warga Palestina.

Mengutip Al Jazeera, konsulat itu sudah lama menjadi kantor otonom untuk hubungan diplomatik dengan warga Palestina.

Baca Juga: Senang Saksikan Umat Muslim Dibantai Bangsa Israel, Banyak Rakyat India sampai Mengemis Hal Ini pada Perdana Menteri Israel di Twitter

Namun mantan Presiden Donald Trump menutup kantor itu dan menempatkannya di bawah otoritas duta besar AS untuk Israel ketika ia memindahkan kedutaan ke Yerusalem.

Aksi tersebut memutus kebijakan AS dan membuat marah warga Palestina, yang menginginkan Yerusalem Timur sebagai ibukota negara mereka di masa depan.

Blinken tidak memberi tanggal pasti kapan membuka kembali konsulat.

Namun ia mengatakan itu akan menjadi "cara penting bagi negara kita terlibat dan menyediakan dukungan bagi warga Palestina".

Baca Juga: Meski Israel-Palestina Genjatan Senjata, Penjualan Senjata AS ke Israel Tetap Jalan Terus

Blinken mengumumkan langkah itu setelah bertemu dengan Presiden Palestina Mahmoud Abbas di Ramallah, Tepi Barat.

"Seperti yang saya katakan kepada presiden, saya di sini sebagai bentuk komitmen AS membangun kembali hubungan dengan Otoritas Palestina dan warga Palestina, hubungan yang dibangun atas rasa hormat yang setara dan pengakuan bahwa warga Palestina dan Israel pantas mendapatkan keamanan, kebebasan, dan martabat yang setara," ujarnya.

Berbicara di samping Blinken, Abbas berterima kasih kepada AS "atas komitmen solusi dua negara (dan mempertahankan) status quo Haram al-Sharif," kompleks suci Muslim dan Yahudi di Yerusalem yang isinya adalah Masjid Al-Aqsa.

Selama briefing berita Selasa, sekretaris pers Gedung Putih Jen Psaki mengatakan gerakan ini adalah "langkah natural" membangun kembali hubungan AS dengan warga Palestina, yang menderita di bawah administrasi Trump.

Baca Juga: AS Kirim Utusan ke Israel-Palestina, Pengamat Sebut Hal Itu Tak Akan Menyelesaikan Masalah

"Menurut pandangan kami, ini adalah langkah natural untuk umumkan rencana membuka kembali konsulat, dan lagi, kami juga mengumumkan komitmen kami untuk berkontribusi atas dana pembangunan kembali Gaza.

"Sehingga ini semua adalah bagian dari upaya kami membangun ulang hubungan tersebut," ujar Psaki.

Blinken datang ke tempat itu sendiri untuk membantu mengesahkan gencatan senjata minggu lalu, yang mengakhiri perang mengerikan 11 hari antara Israel dan Hamas yang menguasai Gaza.

Setidaknya 253 warga Palestina dan 12 warga Israel terbunuh, dan menyebabkan kehancuran luas di wilayah tepi pantai tersebut.

Baca Juga: Berakhir Tanpa Kesepakatan, Konflik Israel-Palestina Kali Ini Justru Dianggap Berbeda karena Hal Ini

Perang itu dipicu ketegangan yang disebabkan polisi Israel kepada warga Palestina di Yerusalem yang berada di dalam dan sekitar kompleks Masjid Al-Aqsa.

Masjid Al-Aqsa memang telah melihat beberapa ketegangan Israel-Palestina beberapa tahun.

Blinken janji "mengumpulkan bantuan internasional" untuk membantu Gaza bangun dari perang tersebut.

Ia kemudian mengumumkan hampir 40 juta Dolar bantuan ke warga Palestina, termasuk 5.5 juta Dolar bantuan darurat untuk Gaza.

Baca Juga: Pantas Israel Bisa Bombardir Jalur Gaza Gila-gilaan,Intip Saja Banyaknya Uang yang Mereka Dapat dari Amerika

Total bantuan AS kepada warga Palestina di bawah administrasi Biden sudah hampir mencapai 360 juta Dolar AS.

Sebelumnya administrasi Trump emmotong hampir semua bantuan kepada Palestina.

Ia mengatakan bantuan apapun akan dijauhkan dari tangan Hamas, militan Palestina yang tidak mengakui hak Israel untuk berdiri.

AS mencoba menguatkan Abbas, yang memimpin Otoritas Palestina, yang terdaftar di wilayah Tepi Barat tapi pasukannya diusir dari Gaza ketika Hamas meraih kekuasaan di sana tahun 2007, setelah memenangkan pemilihan tahun 2006.

Baca Juga: Israel dan Hamas Sama-sama Klaim Kemenangan, Warga Palestina: Bagaimana dengan Keluarga Kami yang Tewas? Bagaimana Kalian Membayarnya?

Sebelumnya dikutip dari Middle East Monitor, Blinken sudah mengatakan kepada Israel jika AS tidak bisa terus-terusan mendukung pengeboman Israel di Gaza.

Saat itu, AS mengatakan mereka tidak bisa terus-terusan melawan upaya Perancis di Dewan Keamanan PBB atas resolusi meminta gencatan senjata.

Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik?Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di sini

Artikel Terkait