Sementara untuk mengatasi faktor geografis, ia mengusulkan agar dikirimkan satu tim yang memiliki kemampuan lebih dan memahami medan-medan ekstrem.
"Itu taktikal tempurnya perlu dikirimkan satu tim yang memahami benar, punya kemampuan vegetasi hutan-hutan lebat, suhu ekstrem, saya kira di situ ada pasukan khusus kita ya, Koopsus TNI, saya kira bisa dikirimkan dalam bentuk perbantuan," kata Ridlwan.
Selain itu, perlu juga dilakukan operasi penggalangan intelijen. Tokoh-tokoh atau pimpinan adat perlu digalang untuk tidak membantu baik secara moral atau bantuan lain terhadap KKB.
Ia mengatakan, penggalangan tersebut harus dilakukan secara serius oleh tim khusus yang biasanya melakukan operasi penggalangan.
Terkait aksi penembakan oleh KKB Papua dalam kurun waktu 3 tahun yaitu 2017 hingga 2020, menurut catatan Polri terjadi sebanyak 63 kali.
Pada tahun 2017 terdapat 22 kali aksi penembakan, tahun 2018 terjadi 12 kali, tahun 2019 terjadi 4 kali dan tahun 2020 mengalami kenaikan yang signifikan sebanyak 25 kali aksi penembakan.
Kapolres Mimika AKBP I Gusti Gede Era Adhinata mengatakan, kenaikan jumlah aksi penembakan di tahun 2020 menyusul adanya seluruh KKB di wilayah Pegunungan Papua yang bergabung dengan KKB Timika khusunya di wilayah Tembagapura.
Namun, Era Ardhinata mengungkapkan dalam refleksi akhir tahun 2020 (31/12/2020), sebagian besar kelompok tersebut kini sudah meninggalkan Timika khususnya wilayah Tembagapura.
(*)