Intisari-Online.com - Pada tahun 2019, Timor Leste masuk jajaran negara termiskin di dunia.
Di mana ekonomi negara itu menempati peringkat ke-166 dalam hal Produk domestik bruto (PDB).
Serta peringkat ke-189 dalam total ekspor, nomor 188 dalam total impor, nomor 151 perekonomian dalam hal PDB per kapita.
Baca Juga: Sempat Porak-poranda Usai Banjir Hebat, Seperti Ini Iklim Timor Leste
Bahkan Timor Leste juga menempati peringkat ke-89 sebagai ekonomi paling kompleks menurut Economic Complexity Index (ECI).
Lalu apa ekspor utama Timor Leste?
Dilansir dari oec.world pada Jumat (21/5/2021), ekspor utama Timor Leste adalah minyak mentah.
Data itu diambil pada tahun 2019 dengan ekspor utamanya mencapai 54,7 juta Dolar AS.
Setelah minyak mentah, berurutan ada petroleum gas (gas minyak bumi yang dicairkan), kopi, jenis makanan seperti rumput laut, bit gula, hingga tebu, dan melengkapi lima besar ada besi tua.
Baca Juga: Ada Pertumpahan Darah, Begini Detik-detik Menjelang Hari Kemerdekaan Timor Leste
Timor Leste sebagian besar mengekspor ke Singapura (56,8 juta Dolar AS), China (22,5 juta Dolar AS), Jepang (9,58 juta Dolar AS), Indonesia (6.56 juta Dolar AS), dan Amerika Serikat (4,94 Dolar AS).
Bicara soal minyak mentah, tahukah Anda bahwa salah satu alasan Timor Leste ingin merdeka dari Indonesia juga karena hal ini?
Disebutkan bahwa warga Timor Leste begitu percaya diri dengan minyak yang terkadung di wilayahnya.
Jadi, mereka percaya, jika mereka lepas dari Indonesia, maka negara Timor Leste tetap akan kaya raya karena keberadaan minyak dan gas alam tersebut.
Sayangnya mereka salah total.
Timor Leste memang memiliki kilang minyak dan minyak mentah menjadi ekspor utama mereka.
Tapi mereka tetap terjerumus sebagai salah satu negara paling miskin di dunia hingga bergumul dengan kelaparan.
Apa penyebabnya?
Mengutip dari ABC News Australia, ini semua karena proyek Tasi Mane.
Timor Leste begitu percaya diri bahwa setelah lepas dari Indonesia, mereka bisa keluar dari jurang kemiskinan dengan mengandalkan proyek Tasi Mane.
Mereka pun membangun infrastruktur besar-besaran.
Sebab, jika mega proyek ini sukses, maka mereka bisa memperbaiki ekonomi Timor Leste.
Tapi karena biaya pembangunanya sangat besar, maka Timor Leste telah meminjam dana dari China dan meminta bantuan Australia.
Xanana Gusmao diketahui memimpin proyek Tasi Mane.
Masalahnya, ambisi besar itu malah membuat Timor Leste jatuh dalam jeratan utang China.
Karena nyaris terjerat utang China, Timor Leste pun diduga ingin menyadap minyak dan gas di dekat Australia.
Beruntungnya perusahaan energi internasional asal Australia itu telah memutuskan untuk menarik diri dari proyek lepas pantai di dekat Darwin itu.
Mereka pun meninggalkan Dili dan membuat negara itu makin merana.