Find Us On Social Media :

Israel Makin Brutal Serang Gaza, Laboratorium Utama Virus Corona pun Tak Luput Dihancurkan

By Tatik Ariyani, Selasa, 18 Mei 2021 | 09:59 WIB

Laboratorium virus corona utama Gaza berhenti berfungsi karena kerusakan akibat serangan udara Israel

Intisari-Online.com - Jet Israel membom sebuah bangunan tempat tinggal di tengah Gaza pada hari Senin.

Hal itu menyebabkan kerusakan pada puluhan bangunan yang berdekatan, termasuk laboratorium virus corona utama Gaza, panti asuhan, sekolah menengah perempuan dan kantor Kementerian Kesehatan Palestina.

Gedung Ghazi al-Shwwa berlantai enam itu menjadi sasaran setidaknya tiga rudal, yang benar-benar menghancurkan lantai atas, kata saksi mata kepada Middle East Eye.

"Jika Kementerian Kesehatan tidak aman, maka tidak ada tempat yang aman di Jalur Gaza. Ini adalah kejahatan perang dan dunia tidak bisa tinggal diam," kata Abu Hamed Abufoul, seorang saksi mata, kepada MEE.

Baca Juga: Israel Habis-habisan Gempur Gaza, Biden Justru Setuju Jual Senjata Rp10,5 Triliun ke Israel

"Saya datang dengan anak saya untuk menarik sejumlah uang tunai dari ATM, tetapi tidak berfungsi karena (serangan), jadi kami berhenti sejenak untuk memikirkan ATM mana yang harus kami tuju, dan tiba-tiba sebuah rudal F16 menghantam tempat itu," dia menambahkan.

"Saya membawa putra saya dan bergegas ke gedung Kementerian Kesehatan, tetapi serangan mencapai gedung dan empat orang, termasuk dua pekerja dari Kementerian Kesehatan, terluka."

Melansir Middle East Eye, Senin (17/5/2021), Dr. Yousef Abu al-Rish, Wakil Menteri Kesehatan di Gaza, mengatakan layanan telemedicine yang disediakan oleh kementerian selama pandemi virus corona dihentikan setelah sejumlah dokter terluka.

"Menargetkan gedung Kementerian Kesehatan, Klinik al-Remal, dan staf medis adalah kejahatan keji yang bertujuan mencegah Kementerian melanjutkan pekerjaan kemanusiaannya dalam menyelamatkan nyawa yang terluka dan memberikan perawatan kesehatan kepada warga," katanya.

Baca Juga: Militer Israel Bunuh Komandan Militan dalam Serangan Udara di Gaza

"Komunitas internasional harus meminta pertanggungjawaban pendudukan atas kejahatan keji dan berkelanjutan terhadap personel medis dan institusi kesehatan".

Akibat serangan itu, Klinik al-Rimal, tempat satu-satunya laboratorium pengujian virus corona di Gaza, berhenti bekerja, Menteri Kesehatan Yusuf Abu Rish melaporkan pada Senin malam.

Sejak Israel melancarkan operasi militernya di daerah kantong yang terkepung pada 10 Mei, dua dokter Palestina, Ayman Abu Al-Ouf, kepala penyakit dalam di Rumah Sakit al-Shifa, dan Moeen al-Aloul, seorang ahli saraf, juga tewas, begitupun mahasiswa kedokteran gigi Shaimaa Abu al-Ouf.

Pada hari Minggu, jet Israel melancarkan serangan udara intens di lingkungan yang sama, menewaskan sedikitnya 42 warga Palestina, termasuk 10 anak-anak dan 16 wanita, menurut Kementerian Kesehatan Gaza.

"Gedung ini hanya menampung organisasi bantuan kemanusiaan dan kantor administrasi, seperti gedung al-Jalaa yang berisi kantor media dan (dihancurkan)," kata Jamal Owedia, seorang penduduk gedung yang berdekatan, kepada MEE.

“Kami duduk dengan tenang, dan dikejutkan dengan suara gempa yang terasa saat pendudukan (Israel) mulai menghancurkan bangunan yang semuanya adalah bangunan kemanusiaan dan kantor-kantor kunci,” lanjutnya.

“Saya salah satu yang menerima perawatan medis di klinik al-Remal yang rusak. Anda juga bisa melihat bahwa di belakangnya, ada sebuah gedung tempat presiden Komite Internasional Palang Merah tinggal, tapi dia meninggalkan (Gaza) sejak awal penyerangan "

Menurut laporan lokal, tidak ada peringatan sebelumnya tentang bangunan yang menjadi sasaran.

Baca Juga: Operasi Seroja 1975: Indonesia Invasi Timor Leste atas Dukungan AS dan Pasokan Peralatannya

Klinik Remal adalah salah satu yang paling terkemuka di daerah tersebut, yang menangani banyak pasien.

"Mengapa mereka menargetkan gedung yang berseberangan dengan kantor Kementerian Kesehatan? Apa yang dilakukan gedung ini terhadap (Israel)? Ini adalah gedung kosong, hanya ditargetkan untuk meneror warga," kata saksi mata lainnya kepada MEE.

"Kantor kementerian memainkan peran yang sangat penting selama ini, menindaklanjuti (kasus) mereka yang tewas dan terluka, mengapa mereka mengebom sebuah gedung tepat di depannya?" dia melanjutkan.

"Hanya ada satu (penjelasan); itu karena Kementerian Kesehatan menolak dan melindungi rakyat kami selama agresi ini."

Serangan itu juga melanda di dekat biro Reuters di Gaza hanya beberapa hari setelah beberapa serangan Israel meratakan menara al-Jalaa di tengah Gaza, yang digunakan oleh MEE, Al Jazeera, dan AP, serta lembaga media internasional dan lokal lainnya.

"Tidak ada yang aman di Jalur Gaza. Tidak ada. Kami menjadi sasaran di rumah kami. Anak-anak, wanita, dan orang tua dibom," kata saksi mata itu.