Find Us On Social Media :

Israel Makin Brutal Serang Gaza, Laboratorium Utama Virus Corona pun Tak Luput Dihancurkan

By Tatik Ariyani, Selasa, 18 Mei 2021 | 09:59 WIB

Laboratorium virus corona utama Gaza berhenti berfungsi karena kerusakan akibat serangan udara Israel

"Komunitas internasional harus meminta pertanggungjawaban pendudukan atas kejahatan keji dan berkelanjutan terhadap personel medis dan institusi kesehatan".

Akibat serangan itu, Klinik al-Rimal, tempat satu-satunya laboratorium pengujian virus corona di Gaza, berhenti bekerja, Menteri Kesehatan Yusuf Abu Rish melaporkan pada Senin malam.

Sejak Israel melancarkan operasi militernya di daerah kantong yang terkepung pada 10 Mei, dua dokter Palestina, Ayman Abu Al-Ouf, kepala penyakit dalam di Rumah Sakit al-Shifa, dan Moeen al-Aloul, seorang ahli saraf, juga tewas, begitupun mahasiswa kedokteran gigi Shaimaa Abu al-Ouf.

Pada hari Minggu, jet Israel melancarkan serangan udara intens di lingkungan yang sama, menewaskan sedikitnya 42 warga Palestina, termasuk 10 anak-anak dan 16 wanita, menurut Kementerian Kesehatan Gaza.

"Gedung ini hanya menampung organisasi bantuan kemanusiaan dan kantor administrasi, seperti gedung al-Jalaa yang berisi kantor media dan (dihancurkan)," kata Jamal Owedia, seorang penduduk gedung yang berdekatan, kepada MEE.

“Kami duduk dengan tenang, dan dikejutkan dengan suara gempa yang terasa saat pendudukan (Israel) mulai menghancurkan bangunan yang semuanya adalah bangunan kemanusiaan dan kantor-kantor kunci,” lanjutnya.

“Saya salah satu yang menerima perawatan medis di klinik al-Remal yang rusak. Anda juga bisa melihat bahwa di belakangnya, ada sebuah gedung tempat presiden Komite Internasional Palang Merah tinggal, tapi dia meninggalkan (Gaza) sejak awal penyerangan "

Menurut laporan lokal, tidak ada peringatan sebelumnya tentang bangunan yang menjadi sasaran.

Baca Juga: Operasi Seroja 1975: Indonesia Invasi Timor Leste atas Dukungan AS dan Pasokan Peralatannya