Penulis
Intisari-Online.com – Siapa pun tentunya akan mengecam tindakan Korea Utara (Korut) yang senang meluncurkan rudal dalam rangka uji coba senjata.
Terlebih-lebih orang-orang Barat yang selalu mengecam tindakan Korea Utara tersebut.
Tak heran, karena Barat begitu paranoid dengan Kim Jong Un dkk yang selalu menentang sega bentuk kapitalis Amerika cs di dunia.
Untuk menakut-nakuti saudara tuanya, Korea Selatan (Korsel), yang didukung oleh Amerika, Korut bahkan tak segan melakukan provokasi militer di Laut Kuning.
Namun, siapa sangka, di balik sikap jahatnya, Korea Utara ternyata amat membenci negara Israel yang dianggap sewenang-wenang terhadap Palestina.
Rasa jengkel Korut bahkan diwujudnyatakan dengan mengirim pilot tempur untuk memerangi negari Zionis tersebut.
Ini terjadi saat tahun 1973, ketika di Timur Tengah pecah perang Yom Kippur.
Terjadi kekurangan pilot tempur terlatih pada koalisi Arab lawan Israel dalam Yom Kippur , yang bisa mengawaki jet tempur MiG-21 Fishbed.
Koalisi Arab kebingungan menghadapi keadaan tersebut.
Tiba-tiba saja datang tawaran dari Korut untuk ‘meminjamkan’ pilot tempurnya sebanyak 20 personel kepada Koalisi Arab untuk berperang melawan Israel.
Bukan main girangnya Koalisi Arab, apalagi pilot-pilot yang dikirim Korut tersebut amat terlatih mengawaki MiG-21 dan sudah mengantongi 2.000 jam terbang.
Tanpa perlu menunggu lama, tentu saja para pilot Korut itu langsung diterjunkan ke kancah pertempuran melawan pilot Israel yang mengemudikan F-4 Phantom.
Terjadilah duel udara pertama antara pilot Korea Utara dan Israel di atas sektor Teluk Suez pada 6 Oktober 1973.
Ketika itu dua pesawat F-4 Phantom Israel hendak kembali ke pangkalan karena bahan bakarnya menipis setelah melakukan patroli udara.
Mereka disergap oleh dua MiG-21.
Tentu saja, lantaran dalam keadaan kurang siap, kedua F-4 Phantom Israel itu kelabakan dengan kedatangan MiG.
Namun, dogfight udara masih bisa diupayakan oleh para pilot Israel yang sempat keheranan kenapa MiG Koalisi Arab saat itu amat garang menghadapi mereka, tidak seperti biasanya.
Hanya mencoba untuk melumpuhkna satu MiG-21 Koalisi Arab, F-4 Israel menembakkan 3 rudal air to air AIM-9 Sidewinder.
Sayangnya, ketiga rudal itu hanya meledak di dekat MiG-21 tanpa bisa menjatuhkannya.
Kedua F-4 Phantom yang menyadari bahwa lawan mereka lebih piawai menerbangkan pesawat, mereka pun tancap gas kabur ke pangkalan agar nantinya mendapat bantuan dari Artileri Pertahanan Udara Israel.
Mungkin karena bahan bakar juga mulai menipis, MiG-21 pun tak mengejar F-4 Israel lagi.
Beberapa saat kemudian, para pilot Israel menyadari bahwa MiG-21 Koalisi Arab yang mereka hadapi tadi diawaki oleh pilot Korut yang amat terampil menunggangi pesawat buatan Soviet.
Tak salah lagi, pilot-pilot Korut dan Vietnam Utara memang dikenal sinting dan ugal-ugalan ketika mengoperasikan pesawat tempur MiG-21 dan MiG-17 Fresco.
Akibat ulah mereka itulah, Amerika Serikat sampai-sampai membentuk akademi penerbang tempur untuk angkatan lautnya yang dikenal Top Gun demi meningkatkan kemampuan bertempur para pilotnya. (Seto Ajinugroho)
Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik? Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di https://www.gridstore.id/brand/detail/27/intisari