Bisa karena Kegemukan, Ini Penyebab Penyakit Refluks Gastroesofagus yang Harus Diwaspadai

Khaerunisa

Penulis

(ilustrasi) Kegemukan, salah satu penyebab penyakit refluks gastroesofagus.

Intisari-Online.com - Selain bisa menyebabkan komplikasi serius, penyakit refluks gastroesofagus juga bisa menyebabkan penderitanya tidak nyaman.

Penyakit refluks gastroesofagus bisa membuat penderitanya merasakan sensasi terbakar di dada (heartburn), mengalami gangguan pencernaan, sampai sulit menelan makanan.

Penderita penyakit ini bisa merasakannya beberapa kali seminggu.

Sementara komplikasi yang bisa diakibatkan oleh penyakit ini misalnya peradangan kerongkongan, ulkus espfagus atau terbentuknya luka bernanah di kerongkongan, hingga kanker kerongkongan.

Baca Juga: Jika Mengalami Heartburn, Gejala Utama Penyakit Refluks Gastoesofagus, Hindari Makanan dan Minuman Ini

Penyakit yang juga dikenal sebagai GERD (Gastroesophageal reflux disease) ini merupakan suatu kelainan pada sfingter (katup) esofagus yang lemah dan mengakibatkan asam lambung naik ke kerongkongan.

Selain sensasi terbakar di dada yang merupakan gejala utamanya, penyakit ini juga bisa ditandai dengan terjadinya batuk kronis, mual, muntah, suara serak, sulit menelan, juga pneumonia.

Jika mengalami gejala-gejala di atas, maka jangan abaikan karena bisa menjadi tanda Anda menderita penyakit refluks gastroesofagus.

Lalu, apa yang menjadi penyebab penyakit refluks gastroesofagus dan cara mengatasinya?

Baca Juga: Terlihat Sangar, Tapi Pasukan Israel di Jalur Gaza Ini Rupanya Paling Takut dengan Senapan Sniper Hamas, Ini Alasannya

GERD bisa disebabnya banyak hal di antaranya:

Ada juga beberapa faktor risiko yang dapat memperburuk kondisi GERD, seperti:

Baca Juga: Lihat Langsung Kakeknya Dibunuh Warga Palestina di Depan Masjid al-Aqsa, Raja Yordania Ini Malah Beri Lahan Cuma-cuma Kepada Rakyat Palestina yang Diusir Paksa Israel

Bagi penderita penyakit refluks gastroesofagus, beberapa upaya untuk mengatasi penyakit ini bisa dilakukan.

Di antaranya dengan melakukan perubahan gaya hidup, mengonsumsi obat, hingga melakukan operasi.

Perubahan gaya hidup perlu dilakukan untuk mengurangi intensitas refluks atau menekan kerusakan pada lapisan esofagus akibat paparan asam lambung.

Perubahan gaya hidup ini termasuk dengan menurunkan berat badan jika diperlukan.

Baca Juga: Asal-usul Suku Bangsa Timor Leste Berasal dari Buaya Lafaek Diak, Kini Warga yang Berenang di Laut dengan Penuh Hormat Berkata: 'Kami Adalah Keluarga, Anda Kakek Saya'

Perubahan kebiasaan lainnya yaitu dengan membiasakan diri tetap dalam posisi berdiri atau tegak 3-4 jam setelah makan, tidak merokok dan menghindari lingkungan perokok, tidur dengan bantal atau kepala sedikit lebih tinggi.

Ada pula beberapa makanan dan minuman yang perlu dihindari karena dapat memicu asam lambung naik, seperti makanan pedas, berlemak, susu, hingga alkohol.

Sementara itu, beberapa obat-obatan golongan berikut dapat dimanfaatkan untuk mengatasi gejala GERD, antara lain:

Baca Juga: Membabi Buta Ingin Dianggap Negara Maju Sekarang Juga, Kemajuan Ekonomi India Justru Disalahkan Jadi Penyebab Utama Lumpuhnya Kesehatan Publik dan Ganasnya Serangan Kedua Covid-19 di Sana

Namun, untuk menentukan jenis obat GERD mana yang paling cocok dan tepat digunakan, penderita GERD perlu berkonsultasi dengan dokter.

Cara mengatasi penyakit refluks gastroesofagus yang terakhir adalah dengan melakukan operasi fundoplikasi.

Operasi ini dilakukan dengan menjahit fundus.

Fundus merupakan bagian ujung atas lambung yang melingkari esofagus.

Operasi ini bertujuan untuk mempersempit dan menambah tekanan pada esofagus bawah untuk mengurangi refluks.

Itulah penyebab penyakit refluka gastroesofagus dan cara mengatasinya.

Baca Juga: Pantas Rakyat Palestina Sampai Murka Sejadi-jadinya, Ternyata Mereka Sempat Diejek Ini oleh Kaum Yahudi Israel, di Tanah yang Justru Sudah Ditegaskan PBB Menjadi Milik Mereka

(*)

Artikel Terkait