Jika Laut China Selatan Diprediksi akan Jadi Medan Perang di Laut Antara China vs Amerika, Ternyata Perang di Darat Justru Diprediksi Akan Terjadi di Afrika, Ini Penyebabnya

Tatik Ariyani

Penulis

Intisari-Online.com - Konflik yang terjadi di Laut China Selatan antara China dan Amerika Serikat (AS) disebut-sebut berisiko menyebabkan perang.

Namun, Laut China Selatan merupakan medan di laut antara konflik China dan AS.

Yang lebih mengkhawatirkan, masih ada medan perang di darat antar kedua kekuatan adidaya tersebut.

Afrika bisa menjadi lokasi potensial untuk perang darat antara China dan AS dalam waktu dekat, para ahli memperingatkan.

Baca Juga: Geger Ratusan WNA China Serbu Indonesia Menjelang Lebaran, Siapa Sangka Undang-undang China Tahun 2017 Ini Sahkan Warganya Jadi 'Mata-mata Dadakan' di Mana Saja Saat Diperlukan Negaranya

Melansir Express.co.uk, Jumat (7/5/2021), Beijing sedang berusaha untuk memperluas pengaruhnya di Afrika melalui sarana ekonomi dan militer.

Seperti diketahui, China terus memproyeksikan kekuatannya di seluruh dunia.

China mendirikan pangkalan militer pertamanya di Doraleh, Djibouti di pantai timur Afrika pada tahun 2017.

Baca Juga: China Akhirnya Tidak Bisa Berbohong Lagi, Dokumen Rahasia Ini Bongkar Rencana Busuk China untuk Mulai Perang Dunia 3 dengan Senjata Biologis, Termasuk Virus Corona,'Sudah Sejak Tahun 2015!'

Langkah tersebut menimbulkan kekhawatiran yang cukup besar di kalangan pejabat militer AS, karena pangkalan baru itu terletak hanya delapan mil dari fasilitas militer AS.

Pengendalian pantai timur Djibouti akan memungkinkan kekuatan besar mana pun berpotensi mengontrol akses ke Terusan Suez, rute pengiriman yang penting.

Profesor Gerald Horne, dari University of Houston, mengatakan kepada The Sun Online: "Tentu saja, tanda-tanda konflik yang akan datang antara China dan AS mengkhawatirkan, terutama seperti yang dikemukakan dalam novel baru-baru ini oleh mantan pemimpin NATO, James Stavridis.

"Karena Djibouti berisi pangkalan China dan AS (dan lainnya), kemungkinan besar itu adalah titik nyala."

Namun, ambisi militer China tidak terbatas pada negara kecil Afrika timur ini.

Jenderal AS Stephen Townsend memperingatkan bahwa Beijing sekarang berupaya memperluas kehadiran militernya ke pantai Atlantik Afrika.

Baca Juga: Padahal Dijajah Portugis Selama 4 Abad Lamanya, Timor Leste Malah Memujanya Sebagai Teman Dekat, Sampai-Sampai Memperlakukan 'Bekas Penjajahnya' Seistimewa Ini

Dalam wawancara dengan Associated Press pada hari Kamis, dia mengatakan bahwa China ingin mendirikan pelabuhan angkatan laut besar yang mampu menampung kapal selam atau kapal induk di pantai barat Afrika.

Jenderal AS itu mengklaim bahwa pemerintah China telah mendekati negara-negara yang membentang dari Mauritania hingga selatan Namibia tentang rencananya untuk membangun pangkalan angkatan laut baru.

Dia menjelaskan: "Mereka mencari tempat di mana mereka dapat mempersenjatai kembali dan memperbaiki kapal perang.

"Itu menjadi berguna secara militer dalam konflik.

"Mereka masih jauh untuk menetapkannya di Djibouti.

Baca Juga: Pensiun dari Militer Israel, Pria Ini Bocorkan Kebusukan Tentara Israel Memperlakukan Warga Palestina, 'Saya Tidak Ingin Melakukan Pekerjaan Tak Bermoral'

"Sekarang mereka mengalihkan pandangan mereka ke pantai Atlantik dan ingin mendapatkan pangkalan seperti itu di sana."

Beijing memiliki kepentingan ekonomi yang besar di pantai barat Afrika, termasuk perikanan dan minyak.

Henry Tugendhat, seorang analis kebijakan senior di Institut Perdamaian Amerika Serikat, mengatakan kepada Voanews.com bahwa keinginan China untuk mendapatkan akses laut di pantai Atlantik Afrika dapat lebih didorong oleh pertimbangan ekonomi daripada militer.

Artikel Terkait