Kisahnya Mirip dengan Nabi Musa, Inilah Sargon yang Agung, Dulu Dibuang ke Sungai, Lalu Jadi Raja Mesopotamia Paling Legendaris

Muflika Nur Fuaddah

Penulis

Intisari-Online.com- Sargon dari Akkad atau yang biasa dikenal sebagai Sargon yang Agung adalah pendiri Kekaisaran Akkadia.

Yakni kekaisaran Mesopotamia kuno berbahasa Semit yang pertama yang diciptakan melalui penaklukan, dan kekuasaan.

Bahkan tidak terbatas hanya pada negara-negara kota Mesopotamia, tetapi kekuasaannya meluas atas bagian-bagian Elam (di Iran modern), Suriah, dan Anatolia.

Sedikit yang diketahui tentang kehidupan raja, dan banyak kisahnya didasarkan pada legenda yang terbentuk lama setelah kematiannya.

Baca Juga: Jadi Kriminal Papan Atas dan Paling Diburu Dunia, Inilah Uang yang Bakal Diterima Bagi Siapa Saja yang Mampu Manangkap Raja Narkoba Meksiko Ini

Dilansir dariAncient Origins, nama Sargon sendiri adalah terjemahan Alkitab atas nama Akkadia 'Sarru-kinu' yang berarti 'Raja Sejati'.

Sargon diperhitungkan telah memerintah selama abad ke-23 SM, dan kisah masa kecilnya menyerupai kisah nabi Musa.

Mereka sama-sama ditempatkan di keranjang dan dibiarkan mengambang di sungai.

Ayah biologis Sargon tetap menjadi misteri, dan ibunya konon adalah seorang pendeta, mungkin pelacur suci Ishtar.

Baca Juga: Inilah 5 Raja dan Ratu Cilik yang Mengubah Sejarah, dari yang Dinobatkan Ketika Berumur 6 Hari dan 16 Tahun Namun Bawa Pengaruh Besar pada Dunia

Bayi Sargon itu kemudian ditemukan tukang kebun di bawah kepemimpinan Ur-Zababa, raja Kish.

Sargon akhirnya dijadikan pelayan sebagai tukang pembawa cangkir raja Ur-Zababa.

Meski demikian, ada saatnya raja merasa terancam oleh Sargon sehingga dia berusaha menyingkirkannya.

Pada suatu kesempatan, Ur-Zababa mengirim Sargon ke Lugal-zage-si, raja Uruk untuk menyampaikan pesan yang tertulis pada lempengan tanah liat.

Baca Juga: Inilah Kisah 5 Raja Pembunuh Sepanjang Sejarah, Lakukan Apapun Demi Capai Tujuan Politik Raih Takhta, Bahkan Jutaan Nyawa Rakyatnya Harus Dikorbankan

Pesan itu berisikan permintaan agar Lugal-zage-si membunuh Sargon.

Namun entah bagaimana, konspirasi itu akhirnya gagal.

Juga tidak pasti bagaimana namun Sargon mampu naik ke tampuk kekuasaan dengan menggulingkan Ur-Zababa dan menangkap raja Kish juga.

Baca Juga: Konon Raungannya yang Menggelegar Menggetarkan Bumi dan Mengkerdilkan Hewan-hewan Buas Lain untuk Menghentikan perilaku Kejam Mereka, Seperti Apa Cerita 'Raja Hewan Darat' Behemoth Ini Berasal?

Berkembangnya Kekaisaran Sargon

Sebagian besar Sumeria (Mesopotamia selatan) berada di bawah kendali Uruk, dan kekalahan Lugal-zage-si berarti bahwa Sargon sekarang adalah penguasa baru daerah itu.

Kemudian salah satu hal yang dilakukan Sargon adalah membentuk birokrasi yang efisien.

Hal itu dicapai dengan menempatkan orang-orang kepercayaannya di setiap kota Sumeria untuk memerintah atas namanya.

Sementara Sargon terus memperluas kekaisarannya, dia juga pergi berperang dan mengalahkan bangsa Elam yang tinggal di bagian barat dan barat daya Iran saat ini.

Di Barat, Sargon menaklukkan sebagian Suriah dan Anatolia juga.

Baca Juga: Mirip Catur, Begini Rahasia Terbaik Permainan Hnefatafl Raja Viking, Strategi Taktis Menangkan Peperangan Bahkan Ikut Dikuburkan dalam Makam

Warisan Sargon yang Agung

Salah satu konsekuensi penaklukan Sargon adalah fasilitasi perdagangan.

Sargon mengendalikan hutan cedar Lebanon dan tambang perak Anatolia.

Keduanya adalah aset berharga sumber perdagangannya di Peradaban Lembah Indus, serta Oman dan sepanjang Teluk.

Selain perdagangan, raja Sargon juga meninggalkan bentuk masyarakat di mana pihak yang lemah terlindungi.

Selama masa pemerintahannya, tidak seorang pun di Sumeria yang meminta-minta.

Baca Juga: Kecantikannya Memesona Raja Romawi Paling Bengis, Inilah Sporus, Remaja Laki-laki yang Dikebiri dan Didandani untuk Dijadikan Permaisuri, Akhir Hidupnya Penuh Kepiluan

Terlebih para janda dan anak yatim dilindungi.

Sargon dikatakan telah mati karena sebab alami, dan digantikan oleh putranya, Rimush.

Kekaisaran yang dia dirikan bertahan selama sekitar satu setengah abad, dan berakhir ketika dia digantikan oleh dinasti Gutian dari Sumeria selama abad ke-22 SM.

(*)

Artikel Terkait