Find Us On Social Media :

Menangkan Banyak Perang, Ini Kisah Ratu Amina Sang Pendekar Wanita dari Benua Hitam yang Ganas dan Disegani Karena Kemampuan Militernya

By Tatik Ariyani, Jumat, 14 Mei 2021 | 20:00 WIB

Ratu Amina dari Zazza

Intisari-Online.com - Dikenal dengan sebutan pendekar wanita dari benua hitam, inilah kisah Ratu Amina dari Zazza.

Ratu Amina adalah salah satu dari sekian banyak tokoh wanita Muslim yang sering tidak disebutkan dalam sejarah.

Dilansir dari The Guardian, Prof Bolanle Awe mengatakan, "Tugas menyatukan sejarah perempuan memang sulit. Begitu parahnya kelangkaan informasi, terutama bukti dokumenter, sehingga beberapa tokoh wanita terkemuka dalam sejarah telah disalahartikan sebagai pria dan pencapaian mereka, dikaitkan dengan penguasa pria."

Para sejarawan banyak memperdebatkan seputar pencapaian dan catatan tentang Ratu Legendaris Amina dari Zazzau (Zaria modern).

Baca Juga: Kisah John Capes, Saat Perang Dunia II Ketika Kapal Selamnya Tenggelam Membuatnya Berenang 52 Meter ke Permukaan Laut dan 8 Kilometer ke Pantai

Ada keraguan tentang apakah dia benar-benar ada dalam sejarah.

Dilansir dari Thought Co, para ahli umumnya menerima bahwa cerita tersebut didasarkan pada riwayat nyata dari seseorang yang memerintah Zazzau, sebuah negara kota Hausa yang sekarang menjadi provinsi Zaria di Nigeria.

Menurut catatan biografi tokoh dunia dari Thought Co, Amina lahir pada 1533 sebagai putri tertua dari Ratu Bakwa Turunku atau dijuluki ratu penguasa Zazzau dan tinggal di kota negara bagian Zazzau.

Amina dilatih untuk menguasai keterampilan pemerintahan dan perang militer.

Baca Juga: ‘Four Sisters’, Kisah Tragis Empat Gadis Keturunan Romanov yang Terkutuk, Kembalikan Peran Sentral Mereka dalam Keluarga Kekaisaran Terakhir Rusia

Amina sering bertempur bersama dengan saudara laki-lakinya, Karama.

Dia memilih mengasah kemampuan militernya dengan belajar dari para pendekar militer Zazzau meski pemerintahan Bakwa dikenal dengan kedamaian dan kemakmuran.

Hasilnya, dia muncul sebagai wanita pemimpin kavaleri Zazzua.

Pada 1566, ketika Bakwa meninggal, adik laki-laki Amina, Karama, menjadi raja.

Kemudian, pada 1576, Karama meninggal, saat Amina berusia 43 tahun, menurut Thought Co.

Setelah Karama meninggal, Amina telah menjadi tokoh pejuang wanita yang ganas dan telah mendapatkan rasa hormat dari militer Zazzau, menurut The Guardian.

Amina pun mengambil alih pemerintahan kerajaan.

Baca Juga: Inilah Sosok Ismail Al-Jazari, Ilmuwan dan Polimatik Mesopotamia dan Bapak Robotika Abad Pertengahan

Amina umumnya dikenang karena eksploitasi militernya yang tangguh.

Dilansir dari The Guardian, banyak perang yang Amina lakukan dan semua dia menangkan.

Amina memperluas wilayah Zazzau ke Sungai Niger yang besar di selatan, termasuk Idah dan Tanah Nupe dan Kano di utara di bawah pemerintahannya.

Penaklukan militer ini menghasilkan kekayaan besar, karena mereka membuka lebih banyak rute perdagangan dan wilayah yang ditaklukkan harus membayar upeti.

Menurut Thought Co, Amina yang seorang ahli strategi militer yang brilian biasa membangun tembok di sekitar kampnya selama usaha militernya memperluas kerajaan.

Salah satunya adalah dengan membangun tembok di sekitar kota Zaria.

Selain dikagumi karena kemampuan militernya, Amina juga dipuji karena memulai mengenalkan penanaman kacang kola di daerah yang dia kuasai.

Baca Juga: Dimumikan Bersama Janinnya, Inilah 'Wanita Misterius', Mumi Hamil yang Pertama Ditemukan di Dunia, Awalnya Dikira Pria

Memerintah selama 34 tahun sebelum kematiannya, Amina tewas terbunuh dalam kampanye militer di dekat Bida, Nigeria, Afrika Barat, menurut legenda.

Diriwayatkan pula bahwa Amina tidak pernah menikah dan tidak memiliki anak.

Patung Amina di Teater Seni Nasional, Negara Bagian Lagos, serta banyak sekolah diberi nama "Amina" adalah bukti kekuasaannya dalam sejarah.