Find Us On Social Media :

Insting Tajamnya Endus Ketulisan Perjuangan Pemberontak Terbesar di Tanah Papua, Mertua SBY Berhasil Bujuk Legenda KKB Kembali ke Pangkuan Pertiwi, 'Mereka Saudara Kita'

By Mentari DP, Sabtu, 1 Mei 2021 | 12:30 WIB

Lodewijk Mandatjan (kanan), pimpinan KKB Papua paling legendaris

Intisari-Online.com - Sudah berpuluh-puluh tahun Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) mengacau di Papua.

Akibatnya aparat keamanan yang terdiri dari TNI hingga Polri berjibaku menahan serangan sambil menyelamatkan warga Indonesia.

 

Walau begitu, KKB berbeda dengan pemberontakan-pemberontakan lainnya yang pernah terjadi di Iran Barat.

Baca Juga: Sok Sangar Tantang Militer Indonesia Perang, Nyatanya Pimpinan KKB Egianus Kogoya Ketakutan Setengah Mati Jika TNI Gunakan 3 Senjata Mematikan Ini, Langsung Kocar-kacir!

Salah satunya pemberontakan terbesar pada saat itu yang dipimpin oleh Lodewijk Mandatjan yang berlokasi di Kepala Burung Irian.

Berbeda dengan KKB, motif pemberontakan Lodewijk Mandatjan bukan semata-mata ingin memisahkan diri dengan Indonesia.

Sebab, dia juga bukan bagian dari OPM.

Saat itu, pemberontakan Mandatjan disebabkan oleh buruknya keadaan ekonomi pada awal Irian Barat bergabung dengan Indonesia.

Tentu saja kini kondisi itu berubah di mana keadaan ekonomi Papua sudah baik.

Baca Juga: Festival Keagamaan Yahudi Ortodoks Berakhir Tragedi, 44 Orang Tewas hingga Anak-anak Terinjak-injak Saat 100.000 Orang Yahudi Berkumpul di Tempat Suci Ini, Bikin Pasukan Khusus Israel Turun Tangan 

Kekecewaan pejuang Trikora itu lantas didengar Brigjen TNI Sarwo Edhie Wibowo yang saat itu menjabat sebagai Pangdam XVII/Cenderawasih.

Dia pun punya ide untuk meredam pemberontakan Mandatjan.

"Kalau pemberontak kita pukul terus menerus, mereka pasti hancur."

"Tetapi mereka adalah saudara-saudara kita."

"Baiklah kita pukul, kemudian kita panggil agar mereka kembali ke pangkuan ibu pertiwi," ujar Sarwo Edhie seperti dikutip dari Sintong Panjaitan : Perjalanan Seorang Prajurit Para Komando.

Ada dua poin utama untuk menyelesaikan pemberontakan. Yaitu operasi tempur dan non-tempur.

Intinya Sarwo ingin menghindari pertumpahan darah.

Bahkan AURI menyebarkan pamflet dari udara dari udara yang berisikan seruan agar para pemberontakan kembali ke pangkuan Indonesia.

Tak sampai disitu, Mayor TNI Heru Sisnodo dan Serma Udara John Saleky dari PGT AURI dikirim untuk menemui Lodewijk Mandatjan.

 

Baca Juga: Sudah Saling Benci Selama Puluhan Tahun, Kini Giliran Al-Qaeda Klaim Siap Perang Melawan Amerika, Ungkit Rencana Balas Dendam Kematian Osama bin Laden!

Karena beritikad baik, kedua orang itu tidak membawa senjata dan mereka berhasil bertemu Lodewijk Mandatjan.

Heru kemudian memulai percakapan, "Paitua (bapak) tidak usah takut. Saya anggota RPKAD. Komandan RPKAD yang ada di sini, anak buah saya. Dia takut sama saya."

"Kalau Paitua turun dari hutan, nanti RPKAD yang akan melindungi Paitua," tambah Heru Sisnodo meyakinkan Mandatjan.

Ucapan Heru membuat Lodewijk Mandatjan dan para pengikutnya setuju untuk mengakhiri pemberontakannya kepada Indonesia.

Baca Juga: Tak Heran India Diterjang 'Tsunami' Covid-19 sampai Rumah Sakit Nyaris Kolaps, Lihat Saja Ratusan Ribu Orang Malah Berenang Bersama-sama dalam Ritual Mandi Festival Hindu