Find Us On Social Media :

Tak Akan Berhenti Sampai Taiwan Bertekuk Lutut, China Disebut Sedang Persiapkan Serangan Militer Terakhir pada Taiwan

By Tatik Ariyani, Jumat, 30 April 2021 | 10:16 WIB

Ilustrasi meningkatnya aktifitas militer China di dekat Taiwan

Intisari-Online.com - China tak akan pernah melepaskan Taiwan dari genggamannya.

Cara apa pun, bahkan jika perlu dilakukan dengan paksaan untuk mempertahankan Taiwan yang diklaim sebagai wilayahnya.

China juga mengerahkan jet militer di atas zona pertahanan udara Taiwan hampir setiap hari sepanjang tahun ini.

Pada hari Senin, pesawat pengintai taktis Y-8 dari Tentara Pembebasan Rakyat (PLA) terbang 30 meter di atas permukaan laut dari Taiwan.

Baca Juga: Kapal Nuklir Negara Lain Mulai Tinggalkan Laut China Selatan, Mendadak Militer China Kirim Kapal Paling Canggihnya ke Lokasi Sengketa Ini, Ditugaskan Langsung oleh Xi Jinping!

Lin Yin-yu, seorang profesor di Institut Urusan Strategis dan Internasional di Universitas Nasional Chung Cheng di Taiwan selatan, mengatakan kepada South China Morning Post bahwa penerbangan dengan ketinggian rendah berfungsi untuk menguji kemampuan respons radar militer Taiwan.

Dia berkata: "Dengan terbang di ketinggian 30 meter, pesawat PLA sedang menguji apakah bisa terbang di bawah area jangkauan gelombang radio."

Sebaliknya, Taiwan pun tak akan membiarkan China menguasainya dengan mudah.

Baca Juga: Jepang Makin Mesra dengan AS dalam Mendukung Taiwan, Jurnalis China Ini 'Kebakaran Jenggot', Sebut Jepang Akan Terima Pukulan Telak dari Tiongkok Jika Terus Ikut Campur

Taiwan akan melakukan segala cara untuk mendapatkan kemerdekaannya.

Joseph Wu, menteri luar negeri Taiwan, berjanji pulau itu akan "membela diri sampai akhir" dari serangan apa pun dari China.

Melansir Express.co.uk, Jumat (30/4/2021), Menteri Taiwan tersebut menuduh China "melakukan kampanye informasi yang salah, perang hibrida".

Dia menambahkan "dan baru-baru ini mereka telah meningkatkan aktivitas zona abu-abu mereka melawan Taiwan".

Wu berkata: “Semua ini tampaknya (untuk) mempersiapkan serangan militer terakhir mereka terhadap Taiwan.

"Ini adalah negara kami, ini adalah rakyat kami dan ini adalah cara hidup kami.

"Kami akan membela diri sampai akhir."

Baca Juga: Pantas Covid-19 di India Jadi Semengerikan Ini, Rupanya India Sempat Angkuh dan Malah Berleha-leha Ketika Jumlah Kasus Menurun, Masalah Ini Mengalahkan Prinsip Kesehatan dan Akal Sehat

Wu, berbicara kepada Sky News, mengatakan Taiwan "kebetulan berada di garis depan perluasan tatanan otoriter China".

Dia menambahkan: "Jika Taiwan diambil alih oleh China, saya pikir konsekuensinya akan global."

Wu juga menyambut baik Inggris untuk mengirim HMS Queen Elizabeth, kapal induk baru Royal Navy, ke Indo-Pasifik.

Wu mengatakan: "Bagi Inggris untuk mengirimkan kapal permukaan militer ke bagian dunia ini, untuk menunjukkan bahwa Inggris peduli, juga disambut."

Pernyataan Wu dikeluarkan mengikuti Wang Wenbin, juru bicara kementerian luar negeri China, mengatakan pada konferensi pers bahwa Taiwan "harus dan akan dipersatukan kembali" dengan China daratan.

Ditanya tentang potensi konflik dengan Australia, yang telah berjanji untuk mendukung Taiwan, dia mengatakan: “Kami bersedia melakukan yang terbaik untuk berjuang untuk prospek reunifikasi damai, tetapi tidak akan pernah meninggalkan ruang apapun untuk segala bentuk kegiatan separatis 'kemerdekaan Taiwan'.

“Diharapkan pihak Australia akan sepenuhnya mengakui bahwa masalah Taiwan sangat sensitif, mematuhi prinsip satu-China, berhati-hati dalam kata-kata dan perbuatannya, menghindari pengiriman sinyal yang salah kepada pasukan separatis 'kemerdekaan Taiwan', dan bertindak dengan cara yang berguna bagi perdamaian dan stabilitas di Selat Taiwan dan kondusif bagi hubungan China-Australia. "