Intisari-Online.com - China kembali mengeluarkanperingatan keras kepada Taiwan.
Negara adidaya di Benua Asia itu mengatakan jika Taiwan terusmenjalin hubungan yang lebih dekat dengan Amerika Serikat (AS), maka berarti mereka memilih perang.
Peringatan keras China itu dibarengi denganjet militer China melakukan fly-over lain di atas Taiwan.
Kejadian itu bertepatan ketikadelegasi pejabat tinggi AS mengunjungi Taiwan.
Tak hanya mengancam, China juga mengatakan bahwa semua usia Taiwan untukmemperkuat hubungan dengan AS akan gagal.
“Kami melakukannya dengan tindakan," juru bicara Ma Xiaoguang dilansir dariexpress.co.uk pada Selasa (20/4/2021).
Ucapan juru bicaraKantor Urusan Taiwan China itu benar-benar dilakukan.
Sebab, China telah melakukan serangan ke Taiwan dengan menggunakan25 pesawat tempur, pembom, dan pengintai yang terbang di atas Taipei.
“Sinyal yang kami diberikan jelas."
"Bahwa kami bertekad untuk menghentikan kemerdekaan Taiwan, dan menghentikan Taiwan untuk bekerja dengan AS."
"Jika Taiwan terus memaksa, maka kamitidak bisa berjanji untuk tidakmenggunakan kekerasan."
"Kami akan terus mengambil semua tindakan yang diperlukan.”
Tak hanya menggunakan kekuatan udara, China juga menurunkan Angkatan Lautnya.
Saat USS Theodore Roosevelt dan kelompok tempurnya memasuki Laut China Selatan, kapal induk China Liaoning dan armadanya terlihat mengelilingi Taiwan.
Ketika kedua armada bertemu, 25 pesawat China, yang termasuk 14 pesawat tempur J-16 dan empat pembom strategis H-6K, menerobos masuk ke wilayah udara di dekat Pulau Pratas di Taiwan.
Outlet media pemerintah China The Global Times mengatakan: “Latihan yang dilakukan oleh PLA (Tentara Pembebasan Rakyat) berfungsi sebagai peringatan bagi para separatis Taiwan dan AS setelah keduanya melakukan serangkaian gerakan provokatif."
"PLA mengambil langkah pragmatis untuk memastikan dapat secara efektif menyatukan kembali pulau Taiwan jika itu yang terjadi."
Pada hari Rabu lalu, seorang mantan Senator AS dan dua mantan pejabat Departemen Luar Negeri tiba di Taiwan untuk berbicara dengan para pemimpin tentang China.
Chris Dodd, senator Demokrat dari Connecticut dari tahun 1981 hingga 2011, didampingi oleh dua mantan wakil menteri luar negeri, James Steinberg dan Richard Armitage, bertemu dengan Presiden Taiwan Tsai Ing-wen.
Dalam pertemuan itu, seorang pejabat pertahanan Taiwan mengklaim Taipei ingin membeli rudal jelajah jarak jauh yang diluncurkan dari udara milik AS.
Itu sebagai tanggapan Taiwan atas agresi China.
Lee Shih-chiang, kepala departemen perencanaan strategis kementerian pertahanan Taiwan, mengatakan Taipei akan membeli sistem senjata AGM-158 Lockheed Martin Corp (LMT.N) jika AS mengizinkan.
Rudal Kebuntuan Udara-ke-Permukaan Gabungan AGM-158 dapat memiliki jangkauan hampir 1.000 km tergantung pada modelnya.