Penulis
Intisari-Online.com - Krematorium penuh dengan mayat, seolah-olah perang baru saja terjadi. Api menyala sepanjang waktu.
Banyak tempat mengadakan kremasi massal, dan pada malam hari, di daerah tertentu di New Delhi, langit bersinar.
Penyakit dan kematian ada dimana-mana.
Seorang wartawan perang Irak, Jeffrey Gettleman, menceritakan betapa ngerinya kondisi di sana.
Sebagaimana diwartakan New York Times, Selasa (27/4/2021), India sekarang mencatat 350.000 kasus infeksi covid-19 per hari.
New Delhi, ibu kota India yang berpenduduk 20 juta jiwa, sedang mengalami gelombang bencana.
Infeksi telah menyebar begitu cepat sehingga rumah sakit benar-benar kebanjiran pasien.
Ribuan orang ditolak. Obat sudah habis. Begitu juga dengan oksigen yang bisa menyelamatkan nyawa.
Orang sakit dibiarkan terlantar dalam barisan yang tak berkesudahan di gerbang rumah sakit atau di rumah.
Meski New Delhi menerapkan aturan lockdown, penyakitnya masih merajalela.
Dokter di seluruh kota ini dan beberapa politisi top Delhi mengeluarkan panggilan darurat SOS dengan putus asa kepada perdana menteri India, Narendra Modi, di media sosial dan TV, memohon oksigen, obat-obatan, bantuan.
Para ahli selalu memperingatkan bahwa Covid-19 dapat mendatangkan malapetaka nyata di India.
Negara ini sangat besar dan dihuni 1,4 miliar orang dengan tingkat penduduk padat.
Dan di banyak tempat merupakan tempat-tempat yang sangat miskin.
India benar-benar menghadapi kehancuran di depan mata.
Sebagai koresponden asing selama hampir 20 tahun, Jeffrey Gettleman telah meliput zona pertempuran, diculik di Irak dan dijebloskan ke penjara di lebih dari beberapa tempat.
Namun kondisi di India sekarang ini lebih buruk dari medan pertempuran.
Varian baru yang dikenal sebagai "mutan ganda" menyebabkan banyak kerusakan.
Ilmu pengetahuannya masih awal tetapi dari apa yang diketahui, varian ini mengandung satu mutasi yang dapat membuat virus lebih menular dan mutasi lainnya yang mungkin membuatnya kebal sebagian terhadap vaksin.
Dokter sangat takut. Beberapa orang yang telah divaksinasi dua kali dan masih sakit parah.
Ini pertanda buruk.
(*)