Penulis
Intisari-Online.com -Kabar tentang lolosnya WNI asal India, dari kewajiban karantina di Bandara Soekarno-Hatta, Banten, akibat ulah mafia bandara berpotensi membuat Indonesia jatuh lebih dalam dari India kala varian baru virus corona asal India menyebar.
Seperti diketahui, India kini tengah terpuruk seiring dengan menyebarnya varian baru virus corona asal India.
Akibat virus yang mengalami mutasi ganda tersebut,India sampai memecahkan rekor sebagai negara dengan tingkat penularan virus corona tercepat di dunia.
Bayangkan saja, pada hari Jumat (23/4/2021) saja, jumlah kasus baru di negeri Bollywood tersebut bertambah 346.786 kasus.
Angka ini jauh lebih tinggi dibandingkan dengan jumlah akumulasi kasus pasien virus corona terbanyak yang dipegang beberapa negara seperti Amerika Serikat dan Brasil.
Tsunami varian baru virus corona ini pun pada akhirnya membuat fasilitas kesehatan India kewalahan, hingga banyak pasien yang tak bisa dirawat.
Alhasil, jumlah angka kematian akibat virus corona pun meningkat pesat di India, terutama sejak ketersediaan oksigen semakin menipis.
Seiring dengan ancaman dari varian baru virus corona asal India tersebut, maka 10 negara kompak menerbitkan larangan masuk bagi mereka yang datang dari India.
Negara-negara tersebut adalah Indonesia, Iran, Kuwait, Uni Emirat Arab, Perancis, Inggris, Hongkong, Singapura, Kanada, dan Australia.
Di Indonesia sendiri diketahui sudah ada 10 orang yang diketahui sudah tertular varian baru virus corona asal India.
"Soal mutasi virus baru yang menyebabkan kasus di India meningkat, bahwa virus itu juga sudah masuk di Indonesia. Ada 10 orang yang sudah terkena virus tersebut," ujarMenteri Kesehatan (menkes) Budi Gunadi Sadikin, Senin (26/4/2021) dalam konferensi pers virtual melalui YouTube Sekretariat Presiden.
Untuk itulah pemerintah Indonesia pada akhirnya menerapkan pengetatan akses masuk bagi setiap orang yang berasal dari India.
Sayangnya, di tengah upaya keras mencegah masuk dan bertambah banyaknya varian baru virus Corona dari India, beberapa oknum yang dijuluki mafia bandara malah melonggarkan akses masuk.
Mereka meloloskan orang-orang yang datang dari luar negeri, bahkan penumpang pesawat yang berasal dari India tanpa melalui proses karantina.
"Soalnya sudah ramai orang-orang nakal ini, orang-orang dari luar negeri tanpa karantina bisa bayar terus masuk. Makanya saya bilang ini mafia. Ini lagi kita dalami," kata Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Metro Jaya Kombes Pol Yusri Yunus,Senin (26/4/2021), dilansir dari Kompas.com.
Terbaru, seorang WNI berinisial JD yang berasal dari India berhasil keluar dari Bandara Soekarno Hatta tanpa
Keberhasilan JD lolos dari kewajiban karantina terjadi berkat bantuan S dan RW yang mengaku sebagai petugasdi Bandara Soekarno Hatta.
"Kalau pengakuan dia (S dan RW) kepada JD, dia adalah pegawai bandara. Ngakunya doang. Dia sama anaknya. RW itu anaknya S," jelas Yusri.
Tentu saja JD tidak serta merta bisa lolos dari kewajiban karantina, dirinya harus membayar Rp6,5 juta kepada S.
"Iya makanya ini masih kita dalami. Dia bisa keluar masuk itu. Besok kita sampaikan secara jelas. Intinya ini mereka meloloskan orang tanpa melalui karantina. Apakah ada pelaku lain? Ini masih kita dalami," tutup Yusri.
Lolosnya JD dari kewajiban karantina bisa membawa Indonesia pada tsunami virus corona yang lebih parah dibandingkan India.
Sebab, meski kewalahan menghadapivarian baru virus corona hingga membuat fasilitas kesehatan lumpuh, banyak pakar menganggap situasinya bisa jadi lebih buruk jika terjadi di negara lain.
India sempat mendapat pujian dari banyak pihak di dunia karena berhasil melakukan sejumlah tes, penelusuran kontak, hingga isolasi yang dilakukan secara masif dan signifikan.
Bahkan beberapa kota di India sempat diklaim telah mencapaiherd immunity (kekebalan komunitas) yang selama ini justru diimpikan banyak negara di dunia.
Maka, ketika akhirnya seranganvarian baru virus corona menerjang, banyak yang menganggap India sudah melakukan upaya yang belum tentu bisa dilakukan oleh negara lain, termasuk Indonesia.
Dewan Pakar Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI), Hermawan Saputra bahkan memprediksi Indonesia akan terpuruk jauh lebih para dari India jikavarian baru virus corona asal India telah menyebar di tanah air.
Indonesia belum benar-benar mampu mengendalikan penyebaran virus corona dan belum memiliki fasilitas kesehatan sebaik India.
Ya, hanya karena Rp6,5 juta, 270,6 juta penduduk Indonesia kini terancam.