Padahal Sudah Mulai Tenang, Rupanya Covid-19 di India Dikhawatirkan Akan Menjadi Babak Baru Pandemi, Tak Hanya di Asia Bahkan Dunia pun Juga Terancam Karena Hal Ini

Mentari DP

Penulis

Krisis virus corona di India.

Intisari-Online.com - Peningkatan kasus virus corona (Covid-19) di India kini berada tingkat tertinggi di dunia sejak awal epidemi.

Bahkan lebih tinggi dari Amerika Serikat (AS).

Selama hampir seminggu terakhir, jumlah infeksi baru yang tercatat pada hari berikutnya memecahkan rekor tertinggi hari sebelumnya.

Baca Juga: Nyaris Bertabrakan, Mendadak Kapal Perang Amerika Tembak Kapal Serang Iran di Perairan yang Disengkekatan Ini, Rupanya Ini yang Terjadi di Sana

Pada 27 April 2021, India telah mencatat lebih dari 17,6 juta kasus, di mana hampir 199.000 meninggal, menurut data dari situs statistik Worldometers.

Menurut Associated Press, banyak ahli percaya bahwa angka-angka ini mungkin bisa lebih dari yang dilaporkan. Sebab, masih banyak kasus yang tidak terhitung.

Sementara itu, karena begitu banyak orang meninggal, sehingga pemerintah New Delhi memutuskan untuk menebang pohon di taman ibu kota untuk membakar mayat.

Ini karena kuburan tidak lagi memilikilahan yang cukup.

Sedihnya, kemungkinan besar segalanya akan menjadi lebih buruk di India.

Ahli patologi Bhramar Mukherjee dari Universitas Michigan, yang melacak epidemi India, memperkirakan bahwa jumlah kematian per hari di negara itu bisa meningkat hingga 4.500 orang per hari bulan depan.

Bahkan ada ahli memperingatkan bahwa angka ini bisa mencapai 5.500 kasus.

Baca Juga: Sambil Menangis, Dokter di India Mengaku Tidak Berdaya Hadapi 'Tsunami' Pasien Covid-19,hingga Gerbong Kereta Api Pun Jadi Bangsal, WHO Saja Sampai Sebut Krisis di India Sangat Memilukan

Apa yang terjadi di India?

Menurut New York Times, sebenarnya tahun lalu India juga harus bersiap-siap menyambut gelombang besar epidemi.

Namun gelombang epidemi yang parah ini tidak kunjung datang, malah sebagian besar kasusnya hanya ringan.

Penjelasan yang paling mungkin adalah karena India memiliki populasi yang muda dan virus sebelumnya mungkin telah membantu menciptakan kekebalan alami dalam tubuh.

Penelitian ilmiah menunjukkan bahwa sekitar setengah dari orang dewasa di kota besar mengalami infeksi ringan dan.

Hal ini menurut Dr. Prabhat Jha, seorang ahli patologi di Universitas Toronto (Kanada).

Namun pada akhir Januari 2021, Perdana Menteri India Narenda Modi mengumumkan bahwa India telah memenangkan 'perang' dengan Covid-19.

Bahkan dia sesumbar India akan menjadi "toko obat dunia", produsen vaksin global dan model bagi negara maju lainnya.

Oleh karenanya dunia mengiraIndia telah mengatasi pandemi.

Tapi semua berantakan ketika mulai memasuki pertengahan Maret 2021.

Karenapengumuman awal kemenangan oleh pemerintah, ini menciptakan “pesan palsu” yang membuat masyarakat bertindak sebaliknya.

Mereka tidak memakai masker, tidak mematuhi jarak sosial, dan mulai berkerumun.

Baca Juga: Bak Miliki Makna Tersembunyi,Media Asing Soroti Awak Kapal KRI Nanggala-402 yang Tanpa SadarNyanyikan Lagu 'Perpisahan', Penyanyi Aslinya Sampai Komentar Begini, 'Saya Sedikit Banyak Takut'

BahkanPerdana Menteri Modi menghadapi kritik karena mengizinkan festival Hindu dan kampanye pemilihan diadakan.

Jadi, tidak heran jika kini India diterpa 'tsunami' pandemi virus corona bukan?

Semoga saja kondisi di India bisa berangsur-angsur membaik.

Bencana dunia

Selain jarang mematuhi protokol kesehatan, tingkat vaksinisasi di India berjalan lambat.

Saat ini, baru mencapaimencapai tiga juta dosis per hari.

Padahal kapasitas produksi vaksin di India adalah 70 juta dosis / bulan.

Sekalipun angka-angka ini dikhususkan untuk vaksinasi dalam negeri, tidak mungkin untuk memenuhi kebutuhan nasional dalam waktu dekat.

Saat ini, hanya 10% penduduk India yang telah divaksinasi, atau lebih dari 1 miliar orang di negara ini belum divaksinasi.

Oleh karenanya, krisis di India tidak hanya menjadi masalah negara itu, tetapi juga bencana bagi dunia.

India adalah negara dengan populasi terbesar kedua di dunia, dengan penduduknya yang tersebar di banyak negara, sehingga risiko penularan ke negara lain sangat tinggi.

Variasi B.1.167 yang berasal dari India telah muncul setidaknya di 10 negara, termasuk AS dan Inggris.

Baca Juga: Kini Hanya Punya 4 Kapal Selam Setelah KRI Nanggala-402 Tenggelam, Ternyata Militer Indonesia SudahNiatBeli 3 Kapal Selam Canggih Ini, Nyaris Gunakan 1/8 Anggaran Pertahanan!

Banyak ahli khawatir bahwa mungkin ada ribuan orang Nepal, yang perbatasan 1.751 km dengan India, juga telah terinfeksi varian baru.

Apalagi India adalah produsen vaksin terbesar di dunia dan menjadi tempat harapan bagi 92 negara berkembang akan vaksin untuk melindungi populasinya dari Covid-19.

Kini dengan situasi epidemi yang parah ini, India terpaksa membatasi ekspor vaksin untuk pasokan dalam negeri.

Serum Institute, pembuat vaksin terbesar di dunia, rumah bagi seri vaksin AstraZeneca dan kontributor utama program COVAX yang memasok vaksin ke negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah, baru saja mengumumkan bahwa mereka tidak dapat merespons permintaan dari India.

Padahal untuk mengalahkan pandemi virus corona, seluruh pemimpin dunia haris menjalin kerja sama.

Baca Juga: Bisa Jadi Alternatif Pengganti KRI Nanggala-402 yang Tenggelam, Inilah 3 Deretan Kapal Selam Paling Canggih dan Paling Merusak di Dunia

Artikel Terkait