Intisari-Online.com - Hubungan Amerika Serikat (AS) dan Iran memburuk sejak tahun 2020.
Pertama itu karena mantan Presiden AS Donald Trump mengeluarkan AS dari kesepakatan nuklir dengan Iran.
Selain itu, Trump juga menjatuhkan hukuman pada Iran.
Kondisi makin memanas tak kalah Jenderal Iran Qassem Soleimani tewas dalam serangan udara yang diperintahkan oleh Trump.
Sejak itu, Iran berjanji akan membalas dendam kepada AS dan akan mengejar Trump sampai ke ujung dunia sekalipun.
Dan walau hampir setahun berlalu, nyatanya sikap Iran masih sama membaranya. Bahkan mereka tak segan-segan menyerang pasukan AS.
Seperti kejadian yang baru-baru ini terjadi.
Dilansir dariexpress.co.uk pada Rabu (28/4/2021),Angkatan Laut AS mengatakan kapal Iran menyerang dua kapalAS di Teluk Persia pada hari Senin.
Insiden tersebut memaksa AS untuk bertindak.
Yaitu dengan satu kapal perang menembakkan tembakan peringatan ke kapal-kapal Iran.
Bahkan dilaporkan posisi kedua kapal perang AS dan Iran sangat dekat hingga bisa menyebabkan tabrakan.
Di mana kapal-kapal Iran hanya berjarak "68 yard" atau sekitar 62 meter dari kedua kapal AS pada satu titik.
Dalam sebuah pernyataan, Angkatan Laut AS mengatakan bahwa pada pukul 8 malam pada tanggal 26 April, tiga kapal penyerang pantai cepat (FIAC) dariAngkatan Laut Korps Pengawal Revolusi Islam (IRGCN) gagal melakukan serangan ke kapal AS.
Bahkan tidak memperhatikan keselamatan kapal lain.
Mereka menambahkan kapal-kapal itu mendekat ke arah kapal Angkatan Laut AS di perairan internasional Teluk Arab utara.
Angkatan Laut AS mengatakan kapal-kapal itu mendekati kapal patroli pantai Angkatan Laut AS USS Firebolt (PC 10) dan kapal patroli Penjaga Pantai AS USCGC Baranoff (WPB 1318).
"Setelah beberapa kali peringatan, USS Firebolt melepaskan tembakan peringatan," kata Angkatan Laut AS.
Sebuah pernyataan berbunyi: “Firebolt dan Baranoff melakukan operasi keamanan maritim rutin di perairan internasional selama kejadian tersebut."
“Awak AS mengeluarkan beberapa peringatan melalui radio jembatan-ke-jembatan dan perangkat pengeras suara."
"Tetapi kapal IRGCN melanjutkan manuver jarak dekat mereka."
Awak Firebolt kemudian melepaskan tembakan peringatan, dan kapal IRGCN menjauh ke jarak yang aman dari kapal AS.
Angkatan Laut AS mengatakan sepanjang insiden itu, pasukan mencoba untuk mengurangi risiko salah perhitungan, menghindari tabrakan, dan menurunkan situasi.
“AS bukanlah agresor (negara yang menyerang pihak lain)."
"Angkatan Lautkami tetapbergerak dengan cara non-provokatif yang mencontohkan profesionalisme, mendorong kepatuhan terhadap hukum dan adat istiadat internasional, dan membujuk orang lain untuk meniru tindakan kita."
"Namun, pasukan kami dilatih untuk melakukan tindakan pertahanan yang efektif bila diperlukan."
Dalam pernyataan itu, Angkatan Laut AS mengatakan pasukan mereka akan terus waspada dan bahwa perwira tetap memiliki hak untuk bertindak dalam kondisi membela diri.
“Awak Firebolt dan Baranoff beroperasi dengan profesionalisme, kemampuan pelayaran yang unggul, dan tekad yang tegas namun tidak memihak."
"Sebagai pelaut profesional, kami mengharapkan IRGCN beroperasi dengan memperhatikan keselamatan semua kapal sebagaimana diwajibkan oleh hukum internasional."
Insiden serupapernah terjadi di wilayah tersebut selama lima tahun terakhir.
Itu terjadi ketika kekuatan dunia berusaha mendekatkan AS dan Iranuntuk membangun kembali perjanjian nuklir Iran 2015.
Iran, Inggris, China, Prancis, Jerman, dan Rusia memulai pertemuan baru untuk mencoba menyetujui langkah-langkah yang akan diperlukan jika perjanjian itu ingin dihidupkan kembali.
Ketika pembicaraan selesai pekan lalu, AS dan sekutu Eropa mengatakan perbedaan serius masih tetap ada meskipun ada beberapa kemajuan.