Find Us On Social Media :

Sejarah Bani Umayyah dari Masa Keemasan dan Akhir Kekuasaan, Perkembangan Pengetahuan Masa Ini Berkaitan Erat dengan Al-Farabi

By Muflika Nur Fuaddah, Rabu, 28 April 2021 | 03:30 WIB

Kekhalifahan Bani Umayyah

Al-Farabi adalah salah seorang ilmuwan muslim pada masa Bani Umayyah yang berhasil menuliskan karya-karyanya yang hingga saat ini masih digunakan rujukan oleh ilmuwan-ilmuwan dari zaman modern.

Selain memelajari ilmu agama, para ilmuwan muslim dari masa Bani Umayyah juga belajar ilmu bahasa, kesenian, filsafat, geografi, sejarah, kimia, fisika, kedokteran, dan astronomi.

Salah satu ilmu agama yang berkembang adalah ilmu hadis, yang ditandai dengan kodifikasi dan pembukuan hadis.

Pemerintah Bani Umayyah menjadikan Bahasa Arab sebagai bahasa resmi dalam administrasi pemerintahan di berbagai wilayah.

Hal ini kemudian mendorong lahirnya ahli bahasa, yaitu Sibawaihi, yang menghasilkan karya berjudul Al-Kitab yang menjadi pedoman ilmu tata Bahasa Arab hingga saat ini.

Filsafat Islam pertama kali muncul pada masa Daulah Umayyah, dimulai dengan penerjemahan filsafat Yunani ke dalam Bahasa Arab.

Salah satu ilmuwan muslim dalam bidang filsafat yang sangat terkenal adalah Al-Farabi, yang menyetujui dan mengembangkan logika Aristoteles.

Baca Juga: Perang Bani Nadhir, Kala Piagam Madinah yang Disusun Rasulullah Dikhianati Oleh Kaum Yahudi Guna Hancurkan Islam, Tapi Justru Kaum Yahudi Terusir Selamanya dari Madinah

Ilmuwan dalam bidang kedokteran yang terkenal adalah Abu Al-Qasim Az-Zahrawi.

Az-Zahrawi adalah dokter bedah terkemuka yang memberikan kontribusi besar bagi perkembangan ilmu kedokteran, khususnya ilmu bedah.

Ia dikenal sebagai peletak dasar-dasar teknik ilmu bedah modern.

Salah satu ahli fisika dari Bani Umayyah adalah Ibnu Bajjah, yang mengatakan bahwa selalu ada reaksi pada setiap aksi.

Teori ini sangat berpengaruh pada fisikawan setelahnya, termasuk Newton dan Galileo.

Penyebab runtuhnya Bani Umayyah

Saat kekuasaan Bani Umayyah berada di tangan Yazid II (720-724 M), masyarakat menyatakan konfrontasi karena merasa kehidupannya kurang diperhatikan.

Kerusuhan pun terus berlanjut hingga masa pemerintahan Hisyam, bahkan muncul gerakan oposisi yang tidak berhasil dipadamkan.

Setelah Hisyam wafat, khalifah-khalifah selanjutnya tidak hanya lemah, tetapi juga bermoral buruk.

Pada akhirnya, kekuasaan Bani Umayyah di Damaskus runtuh pada bulan Januari 750 masehi, ketika Khalifah Marwan II dikalahkan oleh pasukan Abbasiyah di pertempuran Zab Hulu.

Setelah kalah, Marwan II melarikan diri ke Mesir, dan akhirnya terbunuh pada bulan Agustus di tahun yang sama.

Baca Juga: Berperan Penting pada Masa-masa Awal Islam, Inilah Kota Asham yang Dijuluki 'Kota Emas' Kuno di Selatan Mekkah, Beginilah Kondisinya Sekarang

Peristiwa itu menjadi tanda berakhirnya pemerintahan Bani Umayyah di Damaskus.

Setelah pemerintahan Bani Umayyah di Damaskus runtuh, salah seorang keturunannya bernama Abdurrahman ad-Dakhil berhasil melarikan diri ke Afrika Utara dan menyeberang ke Andalusia (Spanyol).

Abdurrahman kemudian mulai membangun kekuasaan Bani Umayyah di Andalusia dan memusatkan pemerintahannya di Cordoba. Kekuasaan Bani Umayyah di Cordoba berakhir pada 1031 masehi.

(*)