Aksi KKB pimpinan Lodewijk sempat membuat repot pasukan Indonsia.
Pasalnya, ia berhasil menghimpun kekuatan hingga 14.000 orang untuk melakukan teror.
Bermodalkan senapan-senapan tua peninggalan perang dunia 2, pasukan Lodewijk itu melancarkan pemberontakan.
Bahkan, akibat serangan terhadap Asrama Yonif 641 / Cenderawasih Manokwari pada 28 Juli 1965, sebanyak 3 orang anggota TNI meninggal dunia dan 4 orang luka-luka.
Ketika pertempuran dengan KKB makin sengit, RPKAD (sekarang Kopassus) pun ditugaskan untuk meredam pemberontakan di Papua itu.
Pertempuran KKB Papua dan pasukan khusus Indonesia dikisahkan dalam buku 'Sintong Panjaitan Perjalanan Seorang Prajurit Para Komando' karya Hendro Subroto.
Sekitar 50 prajurit RPKAD yang baru saja mendarat di Papua langsung ditugaskan untuk menyerang Tentara Pembebasan Rakyat Papua.
Tanpa sempat istirahat, mereka langsung dikerahkan untuk menyerbu KKB Papua.