China Melaporkan Tambahan 2 Kasus Flu Burung Jenis H9N2 pada Manusia, Seberapa Berbahaya?

Muflika Nur Fuaddah

Penulis

China melaporkan dua kasus flu burung H9N2 tambahan pada manusia

Intisari-Online.com - Dua infeksi tambahan flu burung pada manusia avian influenza A (H9N2) dilaporkan di China, menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

Kasus pertama terjadi pada seorang anak laki-laki berusia 10 tahun dari Sanming, Provinsi Fujian.

Anak yang lahir pada 28 Januari 2020 dilaporkan pada 16 April 2021.

Kasus kedua adalah seorang perempuan berusia dua tahun dari Shiyan, Provinsi Hubei, China dengan onset penyakit pada 7 Februari 2021.

Baca Juga: Jurnal Ini Prediksikan Hal Ini Akan Dialami Oleh Papua Jika Memilih Merdeka dari Indonesia, Akankah Menjadi Negara yang Kaya Raya atau Sebaliknya Menjadi Negara yang Gagal Total?

Kedua kasus itu tergolong ringan dan sudah sembuh.

Dilansir dari Reuters, Kamis (22/4/2021), kasus dari Provinsi Hubei terpapar unggas di halaman belakang sementara tidak ada riwayat paparan untuk kasus dari Provinsi Fujian.

Sejauh ini, belum ada gugus keluarga yang dilaporkan.

Hingga saat ini, 12 kasus avian influenza A (H9N2) telah dilaporkan di Kawasan Pasifik Barat pada tahun 2021 dan total 53 kasus infeksi manusia dengan avian influenza A (H9N2) telah dilaporkan di Kawasan Pasifik Barat sejak Desember 2015, terutama dari China.

Baca Juga: Pencarian KRI Nanggala-402 yang Hilang Kontak Masih Dilakukan, Bandingkan dengan Upaya Penyelamatan Kapal Selam Sepanjang Sejarah

Awal mula flu burung

Dikutip dari Harian Kompas, 26 Januari 2004, wabah flu burung pertama kali ditemukan di Italia pada 1878.

Tetapi baru dikenali dalam wabah besar yang melanda peternakan ayam di Amerika Serikat (AS) pada 1924-1925.

Saat itu flu burung masih menular di antara unggas dan belum terjadi penularan ke hewan lain.

Baca Juga: Bahaya Terjebak di Bawah Es, Ekspedisi Kapal Selam ke Kutub Utara dan Kembali Lagi, Gunakan Linggis Baja Besar untuk Bersihkan Gumpalan Es dari Menara Komando

Pada Maret 1997, flu burung dari subtipe H5N1 mulai menjangkiti peternakan ayam di Hongkong.

Dua bulan kemudian, flu itu menular ke seorang anak laki-laki berusia tiga tahun.

Saat itu obatnya belum ditemukan, sehingga anak tersebut meninggal.

Selanjutnya, 17 orang terjangkit virus yang sama di Hong Kong pada Desember 1997.

Baca Juga: India Jadi Sorotan Dunia, Karena Negaranya Carut-Marut Dihajar Covid-19, Indonesia Malah Dikejutkan Sebuah Pesawat Sewaan Masuk Berisi Ratusan Orang India, Apa Tujuannya?

Lalu pemerintah mulai membinasakan 1,5 juta ayam. Virus itu membuat 17 orang yang terjangkit flu burung menderita komplikasi berat, seperti pneumonia dan radang selaput otak.

Lima di antaranya akhirnya meninggal sehingga total korban meninggal mencapai enam orang.

Pada Februari 2003, virus H5N1 (flu burung) kembali menyerang Hongkong dan menulari dua orang.

Salah satu korban kemudian meninggal.

Baca Juga: Biasanya Dipamiti Biasa Saja, Anak Lettu Imam Adi Baru Kali Ini Rewel Seakan 'Larang' Ayahnya Bertugas di KRI Nangala-402, Abah Edy: 'Kemarin Pintunya Sampai Ditutup'

Virus H5N1 kemudian menjadi perhatian utama para ahli, karena dapat bermutasi dengan cepat.

Virus itu juga mampu berubah menjadi beberapa subtipe virus yang baru sehingga dapat menular ke spesies lain, termasuk manusia.

Jenis flu burung yang diketahui dapat menularkan infeksi ke manusia adalah H5N1, H7N9, dan H9N2.

(*)

Artikel Terkait