Mengoperasikan kapal selam di bawah lapisan es kutub mungkin sederhana dalam konsep, tetapi ini sangat berbahaya.
Es di bawahnya tidak rata dan sering kali sangat tebal.
Pada masa-masa awal kapal selam, tidak ada sistem sonar yang dapat mendeteksi keberadaan tempat di es itu berkaitan dengan kapal.
Jadi jika ada keadaan darurat yang membutuhkan permukaan darurat, kemungkinan besar kapal selam itu akan menabrak es dengan dahsyat.
Pada tahun 1930-an, teknologi telah cukup berkembang untuk mewujudkan impian operasi kapal selam kutub, meskipun masih berbahaya.
Pada Agustus 1931, ekspedisi kapal selam pertama yang beroperasi di Kutub Utara diluncurkan.
Penjelajah dan ahli geologi Australia Sir Hubert Wilkens memperoleh kapal selam O-12 dari Angkatan Laut AS dan menamainya sebagai Nautilus.
Desain baru kapal selam itu khusus untuk operasi es, lengkap dengan tabung pelepasan yang diatasnya dipasang gergaji untuk memotong bongkahan es dan probe mekanis untuk mengukur kedalaman kapal relatif terhadap es.
Namun, kedua peralatan itu belum sepenuhnya diuji.