Penulis
Intisari-Online.com - Media sosial belakangan ini diramaikan oleh video yang memperlihatkan para penatua atau sesepuh masyarakat Baduy mengungkapkan kesedihan atas kondisi alam yang sudah rusak.
"Kami itu diamanatkan oleh leluhur."
"Sekarang gunung dirusak, hutan juga dan adat telah dirubah."
"Kami memohon agar pemerintah segera menjaga warisan tersebut," ucap salah seorang tokoh yang berada dalam video tersebut.
Mereka sedih atas kondisi Gunung Liman, Desa Cibarani, Kabupaten Lebak, Banten yang telah rusak akibat sekelompok penambang emas ilegal atau gurandil yang berada di sana.
Kepala Desa Cibarani, Dulhani yang dikonfirmasi membenarkan hal tersebut.
Ia menjelaskan peristiwa tersebut telah lama dilakukan oleh para penambang emas ilegal.
Akan tetapi, tidak ada upaya serius dari pemerintah setempat untuk melakukan penutupan aktivitas ilegal tersebut.
"Itu sudah sejak lama dilakukan pengerukan ilegal oleh gurandil."
"Kita laporkan kemudian ke Polda Banten untuk segera ditindak," katanya saat dihubungi, Kamis (22/4/2021).
Ia menegaskan, keadaan Gunung Liman sendiri sudah lama dititipkan oleh para leluhur yang ada disana.
Menurutnya, sejauh ini terdapat enam orang yang melakukan aktivitas penambangan emas ilegal tersebut dan tinggal di area tambang tersebut.
"Ada sekitar empat bulan sudah menetap disana."
"Kita juga sudah meminta agar segera ditangkap para gurandilnya yang berada disana," tegasnya.
Tak hanya ini, pada 2020 lalu suku Baduy bahkan minta kawasannya dihapus dari tujuan wisata.
Orang Baduy sendiri merupakan kelompok etnis masyarakat adat suku Banten di wilayah Kabupaten Lebak, Banten.
Populasi mereka sekitar 26.000 orang, dan mereka merupakan salah satu suku yang mengisolasi diri mereka dari dunia luar.
Selain itu mereka juga memiliki keyakinan tabu untuk didokumentasikan, khususnya penduduk wilayah Baduy Dalam.
(*)