Find Us On Social Media :

Tak Tahan dengan Situasi yang Makin Mencekam di Laut Hitam, Inggris Ikutan Nimbrung Kirim Kapal Perang, Padahal Amerika Saja Putar Balik dari Laut Hitam Gegara Hal Ini

By Afif Khoirul M, Selasa, 20 April 2021 | 06:45 WIB

Kapal perang Inggris.

Intisari-online.com - Situasi Laut Hitam tampaknya makin mencekam saja.

Sempat diberitakan kapal Amerika akan berlabuh ke sana, namun kini memutuskan putar balik.

Kini giliran Inggris diberikatan akan menginjakkan kaki di wilayah yang sedang memanas antara Ukraina dan Rusia ini.

Menurut 24h.com.vn, pada Minggu (18/4/21), militer Inggris memberikan kontribusi yang besar pada peran AS, dalam membentuk Ukraina.

Baca Juga: Seakan Perang Tak Bisa Ditawar Lagi, Mantan Jenderal Ukraina Ini Bocorkan Syarat Mutlak Agar Ukraina Tak Segan Lagi Lakukan Serangan ke Donbass, Tak Peduli Walau Kalah Telak dari Rusia

Pers Rusia mengutip pernyataan Inggris, mencatat bahwa pemerintah London akan ikut campur dalam orientasi Ukraina.

Secara khusus, mengatakan bahwa mungkin peran Inggris akan lebih besar daripada Amerika Serikat.

Pernyataan itu didasarkan munculnya data tentang kesiapan komando Royal Navy, untuk mengirim pasukan ke Laut Hitam.

Tindakan itu dilakukan Inggris di tengah meningkatnya, ketegangan antara Rusia dan Ukraina.

Baca Juga: Terkuak Bukan Hanya Ingin Kuasai Ukraina, Rusia Mati-matian Gempur Negara Tetangganya Karena Ingin Menguasai Aset Penting di Laut Ini, Siapa Sangka Harganya Capai 59 Triliun Rupiah

Menurut Times, London telah memberi tahu Turki bahwa, Mei mendatang, sebuah kapal perusak dan fregat kecil Angkatan Laut Inggris lainnya akan melewati Dardanella dan Bosphorus untuk memasuki Laut Hitam.

Inggris telah memutuskan untuk membagi sejumlah kapal perang yang merupakan bagian dari carrier strike group (AUG).

Mereka ditugaskan untuk melakukan operasi permanen di Laut Mediterania, demikian pernyataan dari Inggris.

Fregat dan fregat (mungkin HMS Kent dan HMS Northumberland), akan dikirim ke Laut Hitam, yang sekarang menjadi bagian dari grup AUG Angkatan Laut Inggris.

Komandan angkatan laut Inggris menunjukkan bahwa dengan cara inilah Inggris akan membantu Ukraina dalam konteks "agresi Rusia".

Para ahli mencatat bahwa keputusan seperti itu di London dibuat dalam konteks AS menolak mengirim dua kapal perangnya ke Laut Hitam.

Baca Juga: Rusia Tidak Bisa Berbohong Lagi, Citra Satelit Bongkar Kelakukan Curang Tentara Rusia di Perbatasan Ukraina, Bikin NATO dan Inggris Ketar-ketir Ketakutan Sampai Lakukan Hal Ini

Sebelumnya, Amerika Serikat memberi tahu Turki bahwa penangkapan kapal induk Pentagon Donald Cook dan kapal induk Roosevelt akan melewati Bosphorus untuk memasuki Laut Hitam.

Namun, setelah panggilan telepon antara dua presiden AS-Rusia (Joe Biden dan Vladimir Putin), Amerika Serikat memutuskan untuk menolak mengirim kapal ke Laut Hitam.

Britania Raya, yang diketahui berusaha menerapkan strateginya untuk memulihkan keberadaannya di lautan.

Telah memutuskan untuk "mengganti" kapal perang Amerika dengan alat tempurnya sendiri.

Menurut pers Rusia, "keputusan London ini jelas mendapat persetujuan dari Washington".

Perlu dicatat bahwa kelompok kapal induk serang Inggris, yang dipimpin oleh HMS Queen Elizabeth, pada awalnya dikirim ke Pasifik untuk "menahan Angkatan Laut Cina."

Baca Juga: Siapkan 50 Pesawat Militer Plus Bom, Rusia Umumkan Akan Luncurkan Bom Plus Rudal ke Laut Hitam, Apa Tujuannya?

Media di Rusia menyatakan bahwa, "Jelas, pemerintah London telah menaruh begitu banyak harapan pada kelompok penyerang dari kapal induk HMS Queen Elizabeth sehingga dengan bantuan kapal perang ini, mereka akan" menahan "baik China dan Rusia."

Dalam perkembangan terkait situasi di sekitar Laut Hitam, pada 17 April 15 kapal Armada Kaspia termasuk 3 artileri, 8 kapal pendarat dan kapal keamanan lainnya melewati selat Laut Azov dan masuk ke Laut Hitam.

Ke-15 kapal Armada Kaspia telah melakukan perjalanan jauh melalui sungai dan kanal ke Laut Azov dan ke Laut Hitam.

Sebagai kekuatan pelengkap Armada Laut Hitam dalam konteks hubungan Rusia-Ukraina yang tegang.