Perang itu juga membuat IRGC muncul sebagai kekuatan militer dan politik utama di Iran.
Jadi, ketika Amerika Serikat meluncurkan serangan Perang Teluk, IRGC diam-diam memperhatikannya.
Saat puluhan ribu pasukan koalisi pimpinan AS berkumpul di Arab Saudi, unit dari faksi pemberontak Pengawal Revolusi, yang dipimpin oleh putra Ayatollah Khomeini, Ahmad, berusaha melancarkan serangan rudal ke Arab Saudi.
Tujuannya adalah untuk memulai perang antara Amerika Serikat dan Iran pada malam Perang Teluk.
Pengawal Loyalis dan unit Angkatan Darat Iran reguler di bawah komando Kepala IRGC saat itu Mohsen Rezai mengetahui rencana tersebut.
Rudal akan diluncurkan dari Khorramshahr, sebuah kota Iran di perbatasan Irak dekat Kuwait.
Khorramshahr adalah tempat pertempuran berdarah Iran-Irak yang dimenangkan dengan susah payah oleh pasukan Iran.
Ayatollah Khomeini meninggal pada tahun 1989, tetapi warisannya melindungi putranya yang memberontak.