Intisari-Online.com - Perang nuklir selalu menjadi mimpi buruk bagi seluruh dunia.
Tentu kita masih mengingat betapa mengerikannya Perang Nuklir yang terjadi Perang Dingin.
Jutaan orang tewas, namun pertengkaran panjang antara Amerika Serikat (AS) dan Uni Soviet itutidak menghasilkan apa-apa.
Berjalannya waktu hingga kita memasuki abad ke-21, perang nuklir masih menjadi ketakutan sendiri.
Apalagisemakin banyak negara yang memiliki senjata nuklir sendiri dengan jumlah yang terus bertambah setiap tahun.
Beda seperti dulu di mana hanya ada dua atau tiga negara yang memiliki senjatapemusnah massal semacam itu.
Sekarang, negara-negara seperti Iran, Israel, Pakistan, India, dan Korea Utara semuanya memiliki banyak senjata nuklir.
Bahkan ada dugaan dalam beberapa tahun terakhir, mereka mengancam akan menggunakannya.
Kondisi ini membuat kita lebih dekat dengan perang nuklir daripada masalah lainnya.
Hal itu disampaikanPatricia Lewis, fisikawan nuklir dan mantan direktur Institut Penelitian Perlucutan Senjata PBB, seperti dilansir dariexpress.co.uk pada Selasa (13/4/2021).
KepadaBBC 'Start the Week', Lewis menjelaskan bagaimana ketegangan saat ini jauh berbeda dan lebih kompleks daripada yang dialami selama Perang Dingin.
Ditanya seberapa takut kita seharusnya tentang perang nuklir, Dr Lewis berkata.
"Sejak akhir Perang Dingin, perselisihan besar antara Rusia dan AS agak berkurang tetapi hubungannya sekarang sangat buruk."
"Kondisi makin memburuk ketika ada negara lain juga memiliki senjata nuklir."
"Sebagai contoh, ada India dan Pakistan yang dinyatakan sebagai pemilik senjata nuklir."
"Israel ada walau tidak pernah mendeklarasikan, dan Korea Utara yang sering pamer nuklirnya."
Informasi mengenai senjata nuklir juga selalu menjadi rahasia. Walau terkadang sempat bocor.
Misalnya, informasi mengenaisebuah fasilitas nuklir di Iran dilanda sabotase sehari setelah meluncurkan peralatan pengayaan uranium baru, menurut pejabat tinggi di negara itu.
Sementara Iran belum menyebutkan siapa pelakuknya. Namun mengutip sumber-sumber intelijen, mereka menyatakani itu adalah hasil dari serangan siber Israel.
Israel sendiri belum mengomentari insiden itu secara langsung.
Permusuhan dua negara pemilik nuklir itu hanyalah salah satu dari konflikuntuk mempertahankan status nuklir superior di Timur Tengah.
Lebih jauh ke timur, di Korea Utara, citra satelit baru menimbulkan kekhawatiran bahwa negara itu terus meningkatkan aktivitas nuklirnya di lokasi pengujian utamanya.
Gerakan tersebut ditemukan di Pusat Penelitian Senjata dan Ilmu Nuklir Yongbyon, sekitar 100 km dari ibu kota negara, Pyongyang.
Dalam gambar yang diposting ke situs analisis Korea Utara 38 North, pembangkit listrik tenaga uap berbahan bakar batu bara dapat dilihat sedang beroperasi, lokasi di mana diperkirakan terdapat empat lusin senjata nuklir disimpan.