Angka tersebut akan meliputi biaya peralatan dan mesin, yang digunakan untuk membersihkan jalan, biaya perbaikan kerusakan pada kanal akibat pengerukan sementara.
Berikut juga memberi kompensasi kepada sekitar 800 orang, yang bekerja untuk melepaskan kapal seberat 200.000 ton itu.
“Ini juga akan mengembalikan biaya dari pemblokiran kanal, yang akhirnya menyebabkan kemacetan lalu lintas epik lebih dari 400 kapal di kedua sisi saluran,” kata Rabie.
Rabie tidak mengatakan bagaimana tepatnya dia sampai pada angka itu.
Menurut firma keuangan yang berbasis di London, Refinitiv, negara Mesir kehilangan biaya transit senilai 95 juta dollar AS (Rp 1,4 triliun) karena penyumbatan.
Masih belum jelas siapa yang akan membayar tuntutan Mesir untuk kompensasi.