Find Us On Social Media :

Pantas Saja China Mati-matian Ingin Kuasai Pulau Natuna hingga Gunakan Pasukan Militer, Rupanya Ada 'Harta Karun' yang Sangat Menggiurkan di Pulau Terpencil Ini

By Mentari DP, Jumat, 2 April 2021 | 09:40 WIB

Presiden Joko Widodo dalam kunjungannya melihat situasi terkini Natuna.

 

Intisari-Online.com - Indonesia termasuk negara yang tidak mengklaim Laut China Selatan.

Ini karena Indonesia punya kepulauan Natuna, sebuah provinsi Kepulauan Riau.

Dilansir dari reuters.com pada Jumat (2/4/2021), di pulau Natuna, ada Ranai, kota terbesar di kepulauan Natuna yang terpencil dan berpenduduk jarang di Indonesia.

Baca Juga: Disebut Tukang Bikin Onar di Asia, Militer China Terungkap Telah Nyelonong Ratusan Kali ke Zona Terlarang Ini, Bikin Warga Taiwan dan Jepang Ketakutan Setengah Mati

Luas Ranai hanya 12.000 m2 dan hanya memiliki sedikit mobil serta hanya dua set lampu lalu lintas.

Pantai-pantai terdekat terbentang bersih dan kosong, menunggu turis.

Di sekitar Ranai, 157 pulau lainnya sebagian besar tidak berpenghuni yang tersebar di lepas pantai barat laut Kalimantan.

Lokasinya dekat dengan titik api sengketa atas kepemilikan Laut China Selatan, salah satu jalur air tersibuk di dunia.

Tapi justru itulah yang ditakuti banyak orang.

Baca Juga: Joe Biden Tak Bisa Berbohong Lagi, Tak Hanya Kuasai 90% Ladang Minyak Suriah, Diduga Militer Amerika Juga Bantu Teroris di Suriah dan Irak, Pantas Perang di Sana Tak Kunjung Mereda!

Mereka tahu bahwa Natuna bak seperti hadiah yang luar biasa. Perairannya yang kaya ikan secara rutin dijarah oleh kapal pukat asing.

Terletak tepat di dalam zona ekonomi eksklusif 200 mil laut adalah ladang gas Natuna Timur, salah satu cadangan terbesar di dunia yang belum dimanfaatkan.

Tak heran Natuna menjadi perebutan teritorial antara tetangga Asia Tenggara dan raksasa regional China.

Kementerian luar negeri Indonesia sendiri menegaskan tidak ada masalah dengan China atas status Natuna.

Tetapi militer Indonesia dalam beberapa bulan terakhir mengeluarkan nada yang lebih tegas bahwa China tidak bisa mendekati Natuna.

Apalagi mengingat meningkatnya ketegangan maritim antara China dan Filipina dan Vietnam.

Oleh karenanya, militer Indonesia mengirim lebih banyak pasukan ke Natuna untuk mengantisipasi ketidakstabilan di Laut China Selatan dan berfungsi sebagai sistem peringatan dini bagi Indonesia.

Angkatan udara juga berencana untuk meningkatkan pangkalan udara Ranai untuk menampung jet tempur dan helikopter serang.

Baca Juga: Niatnya Main Aman dan Tak Mau Ikut Campur Urusan Laut China Selatan, Mendadak Militer Indonesia Gabung dengan Jepang dan Amerika untuk Tantang China, Sepakat Lakukan Hal Ini

Ini karena, tak seperti di Vietnam dan Filipina, armada penangkapan ikan Indonesia-lah yang bisa menilai jahatnya sikap maritim China.

Stok ikan Natuna anjlok dengan kedatangan kapal pukat jaring besar dari China, Vietnam, Thailand dan Taiwan, kata Rusli Suhardi (40), pemimpin koperasi nelayan setempat.

“Sebelum 2010, kami bisa menangkap 100 kg ikan sehari. Sekarang butuh tiga hari untuk menangkap jumlah itu, ”ujarnya.

Sebuah teluk di dekatnya dipenuhi dengan bangkai kapal yang hancur.

Sebagian besar merupakan kapal pukat Vietnam disita oleh pihak berwenang Indonesia karena menangkap ikan secara ilegal.

Tapi tidak ada kapal pukat China yang membusuk di kuburan laut itu dan itu bisa jadi bukti bukti kekuatan maritim China yang berkembang.

China memang tidak pernah menyela maritim Indonesia. Namun walau begitu, kita harus berhati-hati.

Baca Juga: Tarik Ribuan Pasukan Militernya di Timur Tengah dan Berencana Mengirimnya ke China dan Rusia, Amerika Tak Main-main Ingin Kalahkan Dominasi 2 Musuh Besarnya, 'Semuanya Rencana Joe Biden'