Pertamina memastikan ada potensi kehilangan produksi sebesar 400 ribu barel akibat mandegnya operasi kilang Balongan untuk beberapa waktu ke depan.
Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Abra Talattov mengatakan, dengan potensi kehilangan produksi sebesar itu, hitungan kerugian yang diderita Pertamina bisa mencapai US$ 8 juta.
"Dengan asumsi biaya produksi BBM 1 barel sekitar US$ 20 maka volume 400.000 barel itu kurang lebih US$ 8 juta atau sekitar Rp 115 miliar," kata dia Abra dikutip dari Kontan.co.id, Selasa (30/3).
Abra menambahkan, potensi kerugian tersebut belum memperhitungkan potential loss dari produksi total Kilang Balongan.
Menurut dia, Pertamina telah memastikan akan menggantikan produksi yang hilang dari Kilang Balongan dengan mengoptimalkan produksi dari dua kilang lain yakni Kilang Cilacap dan Kilang TPPI.
Akan tetapi, belum dapat dipastikan apakah pengoptimalan produksi dari dua kilang tersebut dapat menutupi kehilangan produksi dari Kilang Balongan.
"Belum juga kalkulasi terkait kerusakan aset kilang yang terbakar," lanjut Abra.
Meski begitu, dia menilai kerugian dari aset yang terbakar mungkin tertutupi dari asuransi.