Penulis
Intisari-online.com -Pertamina baru saja mengalami kemunduran produksi akibat salah satu kilang terbesarnya, Balongan, terbakar.
Kejadian yang dimulai akibat ledakan pada pukul 00:45 dini hari itu merembet sampai Subuh Senin 29/3/2021.
Pertamina sendiri mengatakan stok minyak tidak mengalami kekurangan.
Kejadian yang sama pernah terjadi di Venezuela, negara dengan cadangan minyak paling banyak di dunia.
Mengutip Reuters, kejadian yang telah terjadi tahun 2012 lalu membuat negara itu terus-menerus merugi.
Setahun sejak kejadian tersebut, penyebab utama ledakan masih diselidiki dan menjadi bagian dari perang politik antara pemerintah dan oposisi di negara yang sangat terpolarisasi.
Hasil kilang minyak Venezuela jatuh bebas setelah kejadian tersebut, menyebabkan Venezuela meningkatkan impor bahan bakar mereka.
Impor tersebut telah menghancurkan keuangan Venezuela.
Produksi rata-rata kilang minyak turun sebanyak 170.000 bpd (barel per hari) ke angka 310.000 bpd setelah kebakaran sampai perbaikan selesai April 2013.
Tahun 2013, kilang minyak telah berhasil menghasilkan sekitar 435.000 bpd atau 68% dari kapasitasnya.
Pemerintah sosialis Presiden Nicolas Maduro yang terpilih tahun 2013 mengalahkan Hugo Chavez, merilis laporan menyalahkan sabotase untuk ledakan mematikan dan mengatakan beberapa baut dilepaskan secara sengaja dari pompa gas.
Laporan teknis terpisah yang dilakukan oleh Pusat Orientasi Energi di Venezuela (COENER) yang dipimpin oleh pejabat oposisi, setuju dengan pemerintah jika kebocoran gas propane besar-besaran yang bertahan selama 70 menit menyebabkan kebakaran itu.
Namun COENER mengatakan hal itu karena buruknya perawatan.
COENER memperkirakan kerusakan total karena ledakan Amuay mencapai 1.84 miliar Dollar, 67% lebih banyak dari perhitungan pemerintah, termasuk kerugian karena penutupan kilang hampir seminggu dan tutupnya CDU untuk 8 bulan.
Kronologi ledakan kilang minyak Amuay Venezuela adalah sebagai berikut:
Juni 2012: pompa bernama P-200 di area penyimpanan bocor dan dibetulkan.
COENER mengatakan pompa yang sama akhirnya gagal dua kali, tapi pemerintah mengatakan pompa yang penyebab ledakan berbeda dengan yang gagal pada Juni itu.
24 Agustus 2012 pagi: ratusan warga dekat kilang minyak Amuay menyebutkan aroma "telur busuk" yang kuat, tanda dari adanya hidrogen sulfida (H2S) dan mercapants (RSH).
Komponen itu sering ditemukan di olefin, propana, butana dan isobutana.
24 Agustus 2012 siang: pembangkit listrik sebelah Puramin C.A memerintahkan pekerjanya untuk segera lakukan evakuasi karena konsentrasi hidrogen sulfida yang tinggi.
Detektor gas di dalam pembangkit listrik Puramin juga menemukan konsentrasi metana.
24 Agustus, 11.30: kilang minyak Cardon tetangga Amuay dengan kapasitas 310.000 bpd melaporkan jika pompa propana dari area penyimpanan Amuay yang dikenal sebagai Blok 23, memegang bola gas, telah kehilangan sebagian besar konsentrasi hidrogen sulfida.
25 Agustus, tengah malam: kilang minyak Cardon melaporkan total kehilangan tekanan selama pompa olefins dari Amuay.
Dampak dari ledakan itu adalah 3400 rumah, restoran, sekolah dan gedung lainnya hancur atau rusak.
Lusinan orang dilaporkan hilang, membunuh 47 orang.
Korban kebakaran kilang minyak Balongan sendiri disebutkan 5 orang luka berat, 15 orang luka ringan dan 3 orang dalam pencarian.
Antara menyebutkan ada sejumlah lansia yang menjadi korban luka ringan, ada yang berusia 100 tahun.
Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik?Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di sini